Cerita Sex Kota Nikmatilah Istriku Yang Cantik dan Lugu Ini Part 3



Dhini masih tergeletak lemas diatas ranjang....tenaganya sudah habis terkuras ... hanya sedu sedannya kadang terdengar....liang vaginanya terlihat tidak cukup untuk menampung banyaknya sperma yang disemprotkan Ucok kerahimnya. Dari vaginanya meleleh bekas cairan itu sehingga mengotori seprei .
Herman lalu berjalan mendekati si Jon, entah apa yang mereka bincangkan dan lalu mereka tertawa keras bersama-sama.
"Ha..ha...babak kedua ini kita bikin lebih hot...ha ha ha...Jon...coba kau pakaian jilbab ke betino itu....pasti lebih asyeeek...hua ha...dan sudah itu kau kasilah pil yang kau katakan tadi....kau bilang tadi cewek ini bisa begoyang Inul yaa...ha ha ha...ini pasti lebih mantappp...goyang..goyang...ha ha ha..." kata Herman sambil menanggalkan celananya.
"Ha ha ha...siap Amang Herman....pasti jadi giloo nee betino....ha ha...mari aku ganti dulu bajunye.....ayo sini cantik...abang ganti bajunye.."sahut si Jon...dia lalu membongkar isi lemari..diperolehnya kasur yang cukup lebar ...lalu dibentangkannya dilantai....kemudian disambarnya perangkat baju dan jilbab istriku yang tergantung di balik pintu. Lalu ia menatap dengan penuh nafsu ke tubuh Dhini masih lemas dan terlentang . Sempat terjadi perlawanan kecil dari Dhini ketika si Jon membersihkan vaginanya yang basah dengan tisyu, lalu ia memakaikan pakaian dan jilbab kepada Dhini. Setelah selesai Si Jon lalu menggendong tubuh Dhini dan membaringkan di kasur yang dibentangkannya tadi, kemudian ia memaksa istriku menelan obat perangsang dan meminumkan bir.
"Uhuk..hkkk...huk..huk...tiddak...huks hukk...jangannn lagi pak....uhuk " Dini terbatuk batuk ketika obat dan bir itu dipaksakan untuk diminum olehnya. Tubuhnya yang telah mengenakan jilbab kembali terlentang dikasur itu sedangkan Herman dan si Jon memperhatikannya dengan senyum penuh arti. Seperti halnya Herman maka si Jon pun menanggalkan pakaiannya sehingga mereka berdua telanjang bulat, dan benarlah yang disampaikan dia tadi. Si Jon ini ternyata mempunyai ukuran penis yang luar biasa besarnya. Kepala penisnya berbentuk seperti cendawan yang besar dan berkilat-kilat sedang pada batang penisnya terlihat urat-urat yang berwarna biru kehitaman. Kini mereka berdua berdiri didepan tubuh Dhini yang tergolek lemas. Melihat hal tersebut sensasi gila ku semakin memuncak.....gilaaa..gilaaa.. ujarku dalam hati....Mereka hendak mengerjai Dhini istriku yang cantik ini secara berdua dan telah memberikan pil perangsang dosis tinggi. Tadi aku lihat si Jon memberikan 1/2 tablet ke istriku..padahal 1/4 tablet saja sudah cukup membuat gairah wanita memuncak tinggi....
" Ha ha...mang Herman...kito tunggulah barang sejenak....he he he...kito nantikan efek obat jitu ini....ha ha...lonte indramayu tu aku kasi 1/4 udah begoyang inul dio...ini pula aku kasi 1/2 tablet....ha ha ha" gelak si Jon sambil mengurut-urut penisnya
"Ha ha...pandai betul kau ini Jon.....kito biarkan lonte cantik dan harum ini yang memuaskan kito pula.....ha ha ha....sedapppp....tak tahan lagi aku ne...uhuuuuu....ahhh" sahut si Herman sambil mengocok-ngocok batang penisnya.
Dhini masih terbaring di kasurnya...tiba-tiba ia terasa keanehan yang teramat sangat pada dirinya. Dirinya terasa sangat bergairah sekali...dan cuaca serasa panas...denyut jantungya berdetak kencang....dia merasa clitorisnya sangat gatal...payudaranya terasa sangat sensitif....nafasnya terengah-engah.. lidah dan kerongkongannya serasa kering...tiba-tiba dia merasa sangat haus. Dhini tidak menyadari ketika lambat-lambat tangannya meremas payudaranya sendiri...perlahan jemarinya menuju clitorisnya dan mulai menggosoknya...tanpa disadarinya dia mendesah.
"Ahh...ada apa dengan diriku ini...ahh.. ahhhh....kenapa tubuhku ini....ahhhh....betapa indah dan nikmat sekali..."...bisiknya.
Dia merasa seperti mimpi dan seperti terawang-awang. Fikirannya melambung tinggi dan tiba-tiba dia merasa seperti dikebun bunga yang indah dan wangi...ia dapat melihat dirinya sendiri sewaktu kecil berlarian diantara kebun bunga yang tertanam indah....dia melihat dua ekor kelinci yang lucu. ...kelinci-kelinci itu sangat menggemaskan...ingin rasanya ia memeluk dan mencium kelinci-kelinci itu sepuasnya. Begitulah Dhini... Gejolak nafsunya seperti membuncah diluar sadarnya, pengaruh ubat itu luar biasa kuatnya. Perlahan Dhini membuka perlahan matanya yang indah, matanya sayu menggoda, lalu menatap 2 orang sosok manusia yang berdiri telanjang didepan dirinya. Dua manusia itu berdiri tegap dengan penis yang sungguh besar dan menantang kearahnya. Ohhh....betapa dia ingin mengulum kedua penis yang hitam legam itu...betapa dia ingin vaginanya yang berdenyut terus ini dijejaji oleh penis-penis perkasa itu. Betapa dia ingin menjilat habis sperma yang terpancarkan nanti. Dhini benar-benar sudah berada diluar kesadarannya kini....dia tersenyum manis kepada Herman dan si Jon...lalu menghampiri mereka.
"He he he mang...kau liatlah efek ubat tu....tadi samo bang Ucok menolak dio....sekarang samo kite...malah dio yang tegilo gilo..." tukas si Jon
"Haha....alangkah sedap nian ini Jon...pandai betul kau itu...ha ha...mari kite nikmati sama-sama betino ini...hmmm sungguh wangi die....kau liatlah betapa terawat badannya tu...cantik niaaaann " kata si Herman sambil terkekeh...
Kini Dhina sudah berada di antara meraka berdua....kemudian tangannya kanannya menuju keselangkangan si Jon dan berusaha meraih penis Jon...sedangkan tangan kirinya berusaha meraih penis si Herman...dengan bernafsu Dhini lalu melahap penis keduanya dengan bergantian.
Tiba-tiba fikirannya melambung lagi kesuatu tempat yang rasanya pernah dikenalnya, kamarnya waktu kecil...dia memasuki kamarnya dan diatas meja dilihatnya Es cream Magnum Coklat kesukaannya. Ada dua buah dengan ukuran yang besar, ahhh..pasti papanya yang membelikan tadi, papa memang suka memberi oleh-oleh kalau sedang pulang dari kantor. Diraihnya Es cream itu, lalu dijilatnya perlahan... mmmmhhh nikmat sekali...diisap-isap sehinnga terasa manis...mmmm...begitu juga dengan Es cream yang satunya,....tak kalah nikmatnya, secara bergantian. Tiba-tiba fikirannya melompat lagi.....serasa dia berada di pesta pernikahan dirinya...begitu ramai sekali para tamu yang memberi ucapan selamat, karena ayahnya cukup dikenal di kota ini. Betapa bahagia dirinya saat itu, walaupun letih karena sejak tadi malam melalui prosesi pernikahan adat Jawa yang sakral, begitu juga calon suaminya. Mas Adhi terlihat sangat bahagia..sebelumya sangat disadari olehnya bahwa begitu berat hatinya untuk menerima cinta mas Adhi...tapi berkat kesungguhan mas Adhi hatinya luluh juga. Sekarang seluruh cinta dan jiwa raganya dipersembahkan untuk suaminya itu. Saat-saat yang dinanti oleh setiap pengantin baru tentunya malam pertama, dimana saat itu merupakan saat memadu kasih dan melampiaskan segenap perasaan cinta yang ada didalam hati. Ketika berpacaran dulu tidak pernah dirinya membiarkan mas Adhi melakukan hal yang lebih, paling hanya sebatas menggenggam tangan dan mencium pipi. Dia begitu menjaga kesucian dirinya dan kehormatannya hanya dipersembahkan kepada mas Adhi ketika mereka menikah nanti. Saat malam pertama adalah saat yang tepat bagi dirinya untuk memadu cinta, karena 2 hari sebelum pernikahan menstruasinya baru saja selesai. Masa-masa setelah menstruasi adalah masa dimana nafsu wanita akan meningkat begitu juga dirinya. Begitu juga yang dirasakannya pada saat ini, nafsu birahinya datang begitu hebat, berbeda pada hari-hari setelah menstruasi yang dialami sebelumnya. Malam pertama yang dinantikannya pun tiba, dirasakannya dia terbaring diatas kasur, dipejamkan matanya erat ketika dirasakannya mas Adhi mencium bibirnya, lalu meremas payudaranya. Matanya tetap terpejam ketika mas Adhi mengulum puting payudaranya yang indah itu. Ukuran payudaranya tidak cukup besar sebenarnya, tapi sangat proporsional dengan postur tubuhnya yang langsing itu. Dan tubuh itu senantiasa dijaganya, senantiasa tertutup jilbab jika ia keluar rumah.

" Mas Adhi..,hhhhhhh..aku mencintaimu....aku akan melayani sepenuh hati...kau suamiku...hhhhh...." desis Dhini bernafsu sambil menggigit bibirnya
" Alaaa mang Herman....mamang dibilang suaminyeee,,,alangkah sedapnyeee tuuu...kalau bekawin dengan lonte cantik neee..." teriak si Jon sambil mencium bibir Dhini.
"Haaa......hussss kau tuuu,,,,,nikmati sajalah betino cantek ini....hhhh....aku minta pil penguat kau tuh....lama-lama bisa muncrat aku disedot lonte ini..." kata Herman sambil terkekeh

Sebenarnya sudah cukup lama mereka berdua mempermainkan tubuh molek Dhini, membolak balikkan...mencium, menjilat dan meremas tubuhnya, tapi mereka belum juga menyebadaninya. Agaknya sengaja mereka bermain-main terlebih dahulu dan memuaskan diri mereka sebelum menyetubuhinya. Sejenak mereka melepaskan Dhini yang sedang dilanda nafsu, lalu meminum pil penguat yang tadi diperlihatkan si Jon.
" Neh Mang...kau makan lah pil ini...kau bisa kuat bersebadan same cewek ini sampai kau puas....lame muncratnye....ha ha ha...tapi begini mungkin lebih seru" kata Si Jon sambil mengguyurkan air dari botol Aqua ke kepala Dhini.

Srrrrrrrrrrrrrr...srrhhhhhhh.air yang diguyur l si Jon tadi pun membasahi kepala dan mengalir ke tubuh nya yang sintal sehingga menambah indah pemandangan disitu. Aku hanya terpana dan meraba-raba tentang apa rencana mereka selanjutnya.
" He he he..mang...sengaje aku guyur...biar betine ini agak siuman ssedikit....kite lihat ape yang terjadi nanti....he he he...sedapppp...." tukas si Jon.
" He he...iye Jon....begini lebih sedap...sesuai lah ape yang kite rencanakan tadi,,,ini nemenye permainan Hot....." , sahut Herman sambil tersenyum penuh arti. Mereka berdua lalu tertawa dan memperhatikan reaksi yang akan dilakukan oleh Dhini.
Dhini yang sedang dilanda gejolak nafsu tiba-tiba tersentak ketika dirasakan ada air segar yang membasahi dirinya, bajunya basah kuyup dan sejenak dia berusaha mengumpulkan ingatannya tapi alangkah sulitnya, tiba tiba ia merasakan ada yang membangunkan dan ada yang menepuk-nepuk pipinya.
" Hei...hei.... cantik..., lonte ....lonteee,,,bangun....bangunnn.....hayooo....." terdengar suara nyaring didekat telinganya. Lamat-lamat Dhini membuka matanya.....alam sadarnya perlahan muncul...hilang dan muncul lagi....sementara itu dirasakannya nafsunya semakin bergelora. Ketika alam sadarnya yang perlahan muncul secara samar dia melihat dua lelaki yang tidak memakai sesuatupun sedang berdiri didekatnya...penis mereka yang besar mengacung dan bergoyang-goyang seperti ulekan besar.
Digelengkannya kepalanya yang terasa berat untuk menghilangkan perasaan aneh dalam dirinya....tubuhnya terasa panas bukan main. Si Jon lalu menghimpirinya lalu memagutnya, dengan perlahan mencium dan melumat bibirnya sehingga dia sulit untuk bernafas, wajah lelaki yang menciumnya itu masih samar dan tidak terlihat jelas olehnya...alam sadarnya berusaha memberontak,,,, ... Sementara itu Herman memagut tubuhnya dari belakang dan meremas-remas buah dadanya. Dhini mencoba untuk menafikan itu, terbayang olehnya wajah suaminya tercinta....hhhhhss...mmmhhhh mas Adhi....maafkan aku....tidakkk....ahhhh...kenapa tubuhku ini.....hhhhhhsssss.....Tingkat kesadaran dan gejolak nafsunya yang dideritanya kini bertarung dengan dahsyat. . Kasihan Dhini...kalau sebelumnya dia sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi karena pengaruh obat itu sangat kuat, tapi akibat guyuran air tadi sedikit banyak dia cukup tersadar tentang apa yang dialaminya, walau kesadaran itu kadang muncul dan hilang. Ditengah ambang sadarnya Dhini berusaha keras melakukan penolakan terhadap rangsangan-demi rangsangan dahsyat yang diterimanya.
Sementara itu kini lidah si Jon sudah menjilat-jilat kedalam liang Vaginanya, lidahnya bergerak-gerak bergesekan dan menyapu clitorisnya, sedangkan lidah si Herman menyapu hangat di lubang telinganya sehingga membuat dirinya menggelinjang.
Digelengkannya kepalanya perlahan, sungguh terasa berat untuk menghilangkan perasaan aneh dalam dirinya....tubuhnya terasa panas bukan main. Si Jon lalu menghimpirinya lalu memagutnya, dengan perlahan lalu dia mencium dan melumat bibirnya sehingga Dhini merasa sulit untuk bernafas, wajah lelaki yang menciumnya samar dan tidak terlihat jelas olehnya...alam sadarnya berusaha memberontak,,,, ... Sementara itu Herman masih memeluk tubuhnya yang molek itu dari belakang sambil meremas-remas buah dadanya. Dhini mencoba untuk menafikan itu, terbayang-bayang dalam ingatannya wajah suaminya tercinta yang menatapnya sedih...
"Hhhhhss...mmmhhhh mas Adhi....maafkan aku....tidakkk....ahhhh...kenapa tubuhku ini.....hhhhhhsssss".....Tingkat kesadaran dan gejolak nafsunya yang dideritanya kini bertarung dengan dahsyat.
Kasihan Dhini...kalau sebelumnya dia sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi karena pengaruh obat itu sangat kuat, tapi akibat guyuran air tadi sedikit banyak dia cukup tersadar tentang apa yang dialaminya, walau kesadaran itu kadang muncul dan hilang. Ditengah ambang sadarnya Dhini berusaha keras melakukan penolakan terhadap rangsangan-demi rangsangan dahsyat yang diterimanya.

Sementara itu kini lidah si Jon sudah menjilat-jilat kedalam liang Vaginanya, lidah itu bergerak-gerak bergesekan dan menyapu clitorisnya, sedangkan lidah si Herman menyapu hangat di lubang telinganya sehingga membuat dirinya menggelinjang.
"Ahhhhhss....aksssss....ssshhhhhh...hhhhhh...ngggggghhhh.....ahhhhhh....bagaimana ini......akhhhh.......nikmatttt......aaaaakhh......tidakkk.....jangannnn.....akkhhhh......Mas Adhii maafkan istrimu ini......aku tidak sanggup lagii......." bisiknya didalam hati.
Dhini memejamkan matanya menahan gejolak hati yang begitu hebat......jantungnya semakin berdegup kencang.....nafasnya memburu....Tiba-tiba fikirannya melayang kembali ketika malam pertama yang dijalaninya bersama suaminya. Suaminya mencumbunya begitu lembut.....mencium bibirnya.......mencium lehernya....membelai rambutnya...dirinya serasa diawang-awang....melayang jauuh.....jauhhh tinggi.....
Sementara itu Si Jon masih asyik saja menjilati vagina Dhini....berkali-kali lidahnya menyapu clitoris istriku, lalu lidahnya yang besar memasuki rongga vagina istriku dan berputar-putar disana, sementara itu tanpa bisa dikendalikan oleh Dhini cairan birahi menetes dari dalam Vagina nya. Tanpa membuang kesempatan si Jon mereguknya cairan itu dengan rakus, Si Jon ternyata sangat berpengalaman dalam mempermainkan nafsu perempuan, pantas sekali WTS CIrebon yang disebut-sebutnya tadi berteriak-teriak kepuasan.
Sementara itu Dhini, wanita cantik, anggun dan terhormat itu kini mulai meliuk-liukan pinggulnya seolah sedang bersetubuh...pinggulnya berputar-putar..kadang maju kedepan dan kebelakang ..bibirnya yang indah itu separuh terbuka, dan mendengarkan lenguhan kenikmatan,...matanya semakin sayu, tubuhnya yang sintal itu bergerak liar seolah mencoba untuk menyaingi cumbuan brutal yang ia alami.
"Ahhhhhh hhhhhhh shhhhhhh....aaaaa.......tidaaak....ahhhhh..shhhhhh.." desahnya sambil terpejam menikmati jilatan si Jon...walaupun dihati kecilnya timbul penolakan-penolakan.....tapi malang sekali tubuhnya seakan tidak kuasa lagi menahan rangsangan-rangsangan yang dahsyat itu.

Sementara itu Herman yang masih memagutnya dari belakang merasakan nikmat tak terkira, karena gerakan Dhini maka penisnya yang berada dipinggul istriku menjadi tergesek dan tertekan, dia merasa batang penisnya seperti di urut-urut oleh Dhini...

"Adduuuhh...sedapnyeee...ahahaha.....hadduh.....sedappppp......hiuhhh...hhhhh..." dengus Herman sambil terpejam-pejam...penisnya yang sudah tegang itu serasa nikmat ketika tertekan oleh pinggul Dhini yang kenyal.

Tiba-tiba si Jon menghentikan perbuatannya, mengambil botol Aqua besar diatas meja lalu kembali mengguyur tubuh Dhini dengan air sampai badannya basah kuyup, tubuh istriku terduduk dilantai, kaki nya yang indah itu bersimpuh kebelakang...jilbab penutup kepalanya terbuka sehingga rambutnya yang panjang kembali terurai dibahunya, mata indahnya berkedap-kedip seolah mencoba menyadari apa yang terjadi pada dirinya.

" Hey...hey....lonte cantik...bangun...hayo...lonteee...banguuunnnn" seru si Jon sambil menepuk-nepuk pipi Dhini seolah membangunkan orang yang sedang pingsan.
"Ha ha ha...Jon...kasian anak orang kau main-mainkan macam ini...dio tengah nafsu kau putus...ha ha ha..." kata Herman sambil minum birnya yag tinggal separoh. Bir itu kemudian diminumkannya secara paksa ke Dhini yg tengah bersimpuh...
tidak semua masuk ketenggorokannya sebagian berserakan dilantai.
"Hayo...hayo minuummm...minuuummm...biar tambah hangat badan kau.....sedaaapp kaan hmmmm !!!." ujarnya.
"Glkkkk hhhh hhh glkkkk...hhhhhh..huuuùuuuu...huuuuu....suddddahh pakk...uhuk uhukk....hhh...kasihani saya....sayaa suddah bersuami pak jangan perlakukan saya seperti ini......lepaskann...lepaskann.." isak Dhini sambil terbatuk-batuk ketika dipaksa minum oleh Herman...kepalanya terasa pusing dan matanya berkunang-kunang......

" Ha haaa...haaaaa..dio bilang dah punya suamiiiiii.......ha ha haaaa......geliiiii aku....hey pelacur cantiiikkk.....bahenol kau punya badan...dengar ini yee.....malam ini kami berduo nak jadi suami kauu tuu...he he he....... Hey Jon....Jon...coba kau telentangkan betine ini....kau kangkangkan pahanyo lebar-lebar....aku nak jadi suaminye duluu...he he he.....Habis itu...kau gantian jadi suaminye pulaa.....ha ha ha.." teriak Herman sambil terkekeh-kekeh.
Sambil tertawa si Jon lalu memeluk tubuh istriku lalu menelentangkannya diatas kasur....paha Dhini dilebarkannya, sehingga terlihat posisi yang sangat menantang. Herman kembali membuat rangsangan-rangsangan pada payudara Dhini...meremas-remas lalu mengulum putingnya....lalu bibirnya menuju liang vagina istriku...dan menjilat-jilat keliang vaginanya...lalu mengigit2 kecil ke clitoris Dhini seakan hendak mengunyahnya.
"Sshhhhhh....hhhhh....shhhhh.....jangann.....hhhhhh...shhhhh haah....jjjanggannn.....tiddakk...huuuu....ngggghh...." Dhini kembali mendesah-desah, menggigit bibirnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk melawan rangsangan yang kembali timbul. Tetapi alangkah sukar dirasakannya karena pengaruh obat perangsang itu sangat mendominasi sistem biologisnya. Panggulnya sampai terangkat-angkat keatas sebagai respon dari tubuhnya yang dirangsang sedemikian rupa. Alam bawah sadarnya mengalahkan fikiran normalnya....walaupun sebenarnya ada penolakan-penolakan dari dirinya tapi pada kenyataannya dia menjadi dipaksa menikmati hal itu. Bibirnya mendesah-desah seperti orang kepedasan dan gerakan pinggulnya semakin liar dan kadang tersentak -sentak......to be continued..
Herman menghentikan jilatannya....dipandanginya kembali dalam-dalam wajah cantik didepannya....Alisnya tebal...matanya alangkah bagusnya...hidung mancung....bibir mungil dan memerah...mimpi apa dia semalam bisa bermain dengan pelacur secantik bidadari ini, belum pernah sekalipun dia mendapat pelacur sesempurna perempuan yang sedang terlentang mengangkang didepannya. Memikirkan itu penisnya yang besar itu semakin menegang saja....ahhhhhh...tak turun-turun pedang pusakaku ini....obat penguat yang ditelannya tadi rupa-rupanya benar punya efek yang luarr biasa...

Sambil menyeringai Herman menatap wajah cantik istriku lalu mulai menyelipkan penis besarnya yang tegang itu ke bibir Vagina yang sudah kembali membasah itu.....kemudian pelan-pelan dimajukannya panggulnya....setelah dirasa posisinya pas...lalu diapun menyentakkan pinggulnya sekeras-kerasnya kedepan sehingga dengan sekali dorongan penisnya menembus cukup dalam ke liang vagina Dhini......blessssppss....
"Akkkkkkkhhhhhhhh...hmmmmppmssss...akkkh...akhhhh...akhhh....." Dhini terjerit-jerit ketika vaginanya diterobos oleh penis si Herman.....walaupun dia sudah sangat horny tapi ternyata rasa perih masih juga dirasakannya....sehingga dari sudut matanya terlihat air mata..
" Hikkss....hiksss...hikss..nghhhhh....ha ha....laju terus....heyaaaa....heiyya.....haduhhh...ssedappp...hikssss....he he....ha ha...haa ha....sedap ....Hei cantikk....jangan nangiss....ha ha.....sebentar lagi kau akan merasakan sorga duniaa....ha ha.....neeh..nehhh....heiyaaa...." .
Herman terus memacu pinggulnya sekencang-kencangnya .....cukup lama prosesi itu terjadi....sekarang penis yang besar itu sudah leluasa bergerak keluar masuk. Sementara itu desisan nikmat Dhini teedengar lirih berpadu dengan suara lenguhan Herman yang terus memacu nafasnya diatas tubuh istriku.
Tiba-tiba Herman kemudian mencabut penisnya...lalu mengubah gaya permainannya...dia lalu berbaring sedangkan Dhini diposisikan diatasnya. Tubuh Dhini yang putih dan mulus itu begitu kontras sekali terlihat jika dibandingkan dengan badan Herman yang hitam legam dan tidak terawat. Herman kemudian mengarahkan penisnya yang keras seperti sebatang kayu itu keatas dan menyentuh bibir vagina istriku...Terlihat betapa Dhini memejamkan matanya ..... menghela nafas....lalu menurunkan pinggulnya pelan-pelan kebawah...perlahan penis itu mulai memasuki vaginanya yang sudah basah.
"Akhhh....akkkhh..akhhh....hhh...shhhhh" terdengar desahan Dhini ketika Herman kembali menyetubuhinya. Mata indahnya terbeliak-beliak merasakan nikmat yang dirasakannya, tubuh telanjang dan payudaranya kembali terguncang-guncang mengikuti irama alunan birahi mereka berdua. Kalau dalam pergulatan sebelumnya Herman lebih aktif, tapi kali ini terjadi hal yang sebaliknya.

Seperti pelacur yang sangat berpengalaman Dhini memacu pinggulnya, kedepan dan kebelakang lalu berputar-putar diatas tubuh Herman, sementara itu tangannya bertumpu pula pada dada lelaki yang bukan suaminya itu.
Si Jon lalu meletakkan botol bir nya diatas meja lalu mendekati Dhini...dengan bernafsu dihirupnya bau wangi nafas yang keluar dari mulut istriku yang sedang terengah-engah dilanda kenikmatan, lalu dengan beringas diapun melahap bibir indah yang setengah terbuka itu...cukup lama dia lakukan itu sampai akhirnya Dhini terbatuk-batuk karena kehabisan nafas.

Herman lalu kembali mengubah posisi persetubuhan ini menjadi doggy style, ditepuk-tepuknya pinggul istriku yang bahenol itu, digigitinya lalu dengan dengan perlahan diarahkannya penis tegangnya itu ke Vagina Dhini yang separuh terbuka seolah-olah siap menerima rudalnya itu.

"Bbbbblesss.....srupppp...blesssss...srupppp blesss..." terdengar suara khas ketika kedua kelamin insan yang sedang memadu birahi itu bertemu....sementara itu si Jon sedang tersengal-sengal kenikmatan ketika penis besarnya dijilat dan dikulum oleh Dhini dengan bernafsu. Tangan nya membelai-membelai rambut indah yang terurai itu, kadang kepala istriku didorongnya kedepan dan kebelakang mengikuti gerak pinggulnya.

Herman lalu merebahkan tubuhnya sehingga tidur terlentang kemudian menarik pinggang Dhini sehingga ikutan rebah diatas tubuhnya itu...ia memeluk pinggang Dhini yang ramping itu dari belakang lalu paha istriku dilebarkannya sehingga mengangkang dan memposisikan pahanya dibawah paha Dhini. Sementara itu posisi penisnya tidak pernah terlepas dari liang vagina istriku itu. Dalam posisi begitu dia tetap melanjutkan goyangan bokongnya dan terasa betapa vagina Dhini kian mencengkram erat penisnya...dan suasana itu semakin menggila saat terdengar desahan dan jeritan lirih Dhini ketika menikmati itu semua.

Sementara itu aku benar-benar terpana melihat prosesi persetubuhan didepan mataku itu ...tubuh ku menggigil...tidak pernah kubayangkan Dhini akan menjadi seliar itu....gilaa...gilaaa!!!....sedangkan ketika denganku saja, meskipun sudah menjadi suaminya, jika kami sedang memadu kasih dia tetap masih merasa malu-malu. Jika sedang bersenggama dia masih selalu menutup tubuh kami dengan selimut...ahhhhh....gilaaa...memang gilaaa!!!

Jon menatap tajam kearah tubuh Dhini yang kini terlentang diatas tubuh temannya. Paha istriku yang terbuka lebar dengan posisi mengangkang dengan gundukan vagina berwarna pink berbulu halus sangat mempesona dan menggairahkannya. Sedangkan penis Herman masih terus bergerak aktif bergerak liar memasuki vagina Dhini dari arah belakang. Si Jon kembali meneguk birnya dan dengan terkekeh lalu ia menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan beberapa kali......mengelus-elus penisnya kemudian mendekati Dhini, ...dengan perlahan tapi pasti ia mengarahkan penisnya yang besar, berurat dan keras seperti batang kayu itu ke liang Vagina Dhini yang sudah terisi penuh oleh penis Herman.

Di atas flafon kamar penginapan ini terlihat dua ekor cicak yang cukup besar...dari tadi kedua cicak itu bergerak liar kesana kemari mencari mangsanya. Cicak yang satu bertubuh panjang, berwarna hitam dan berkepala agak besar...gerak kakinya amat gesit dan kuat. Sedangkan cicak yang lainnya berukuran sedikit lebih pendek tetapi lebih gemuk dan berwarna agak pucat. Sudah beberapa kali cicak gemuk itu keluar masuk dari lubang kecil di plafon yang terbuat dari triplek itu. Terbentuknya lubang kecil itu mungkin disebabkan oleh adanya genteng yang bocor. kemungkinan air hujan yang menetes terus menerus pada plafon mengakibatkan terjadinya pelapukan. Kini karena hujan.. lubang itupun sudah menjadi basah kembali dan airnya menetes-netes dilantai kamar.

Tapi entah kenapa cicak yang berukuran lebih pendek itu masih terus saja masuk dan keluar lubang tanpa takut basah sedikitpun. Ukuran lubang tersebut awalnya sebenarnya tidak cukup untuk dimasuki olehnya...tapi karena basah dan sedikit licin dia menjadi agak leluasa. Kini cicak gemuk itu memasuki kembali lubang kecil yang lembab dan basah itu, kepala dan sebagian badannya sudah berhasil masuk sedang kaki belakangnya masih menggapai-gapai berusaha mendorong tubuhnya agar dapat masuk seluruhnya. Cicak satunya yang bertubuh panjang dan berkepala besar itu ternyata tertarik juga melihat perbuatan temannya, diapun lalu mulai mendekati lubang itu juga. Dia mendorongkan kepalanya kesudut lubang yang masih tersedia sedikit ruang tetapi betapa masih terasa sulit. Cicak itu lalu menarik kepalanya kemudian berbunyi cukup keras beberapa kali....kepala nya menegang tertegak keatas...matanya berkilat-kilat....kemudian dia berbunyi cukup panjang sekali lagi. Mungkin dia merasa kesal dan penasaran karena gagal memasuki lubang itu. Akan tetapi tanpa berputus asa kemudian dia mencoba kembali mendesakkan kepalanya pada sisa ruang dipinggir lubang.

Meskipun lubang tersebut sudah basah dan licin tapi tetap saja dengan sudah payah kepalanya yang besar itu baru bisa masuk. Cicak itu menggoyangkan kepala dan tubuhnya yang panjang dan kuat itu...mengejangkan tubuhnya dan kemudian mendorong tubuhnya dengan kaki-kakinya yang kuat. Perlahan sebagian tubuhnya yang panjang itu mulai memasuki lubang ...berangsur-angsur semakin kedalam ...agaknya terasa nyaman disitu..kemudian dia menggoyang-goyangkan tubuhnya....tubuhnya terasa hangat karena berhimpitan dengan tubuh temannya yang sudah masuk duluan tadi.
Herman bukannya tidak tahu apa keinginan si Jon. Gaya seperti ini sudah beberapa kali mereka lakukan bersama-sama. Terakhir kalinya dengan lonte yang cukup manis di warung remang-remang di sekitar jalan raya Indramayu. Lonte termahal yang pernah mereka bayar ...400 ribu perak berdua.. Teringat dia betapa perempuan itu tersentak-sentak ketika penis si Jon yang kekar itu menerobos vaginanya berulang kali. Tapi kalau dibandingkan dengan perempuan yang sedang disetubuhinya ini pelacur yang di Indramayu itu masih kalah jauh. Pelacur yang sedang dinikmatinya ini sangat istimewa dan sangat terawat, tubuh dan bau keringatnya wangi. Vaginanya masih rapat..walau sudah dikerjai sama si Ucok tadi....begitu juga bau mulutnya....mmmm....harumm....hhhhhhhh.... Tapi yang dia herankan kenapa pula pelacur ini tadi menangis...atau jangan-jangan perempuan ini bukan pelacur. ahhhhhh.....sudahlaaaaah...yang penting...sedaapppp....fikirnya.
Herman mengayunkan pinggulnya cukup keras ke vagina Dhini sehingga penisnya tertanam dalam. Sejenak dia menghentikan gerakannya lalu melebarkan paha istriku itu seakan memberi kesempatan buat si Jon untuk melaksanakan niatnya.
Kembali aku menggigil melihatnya...jantungku berdetak kencang....tidak sabar menanti yang akan terjadi pada istriku ini.
Kini penis besar dan panjang itu sudah terselip di bibir vagina Dhini bagian atas....jika penis itu menerobos masuk tentu saja akan menggesek clitoris istriku secara brutal.
Perlahan si Jon mendorong pinggulnya kedepan, tapi meleset...agaknya vagina itu terlalu sempit bila dijejali oleh dua batang penis yang berukuran besar ini. Jon menempatkan lagi kepala penisnya lagi pada posisi tadi, lalu dengan menggunakan jari- jarinya dicobanya untuk melebarkan vagina Dhini dan dengan sigap diselipkannya lagi kepala penisnya sambil mendorong pinggulnya....berapa kali di cobanya tapi tetap saja kepala penisnya sukar untuk masuk.
"Haduh mang....betapa sempitnye tempik perempuan ini...macam jarang dipake...beda sama lonte-lonte yang selama ini kite pakai...."
" Haaaa...iyo Jon....he he he...yang ini memang lain....he he...kau cube lah lagi.....neh aku kangkangkan lagi paha betine ini.." kata Herman sambil melebarkan dan mengunci paha Dhini..
Dhini hanya memejamkan matanya...pengaruh obat perangsang dan kenikmatan-kenikmatan yang telah diterimanya membuat dirinya seakan-akan mendambakan kepuasan yang lebih dahsyat lagi.

Si Jon lalu menyelipkan kembali kepala penisnya...perlahan tapi pasti didorongnya..pinggulnya ditekannya semakin keras sampai kepala penisnya memasuki vagina Dhini...kemudian disentak-sentakannya dengan brutal sehingga Istriku terpekik-pekik.
Si Jon sepertinya merasakan sekali betapa alotnya vagina perempuan yang disetubuhinya. Dia menggeliat beberapa kali ....mengatur posisi panggulnya kemudian kembali menggerakkan bokongnya. Saking kerasnya dia mendorong sehingga tubuh Dhini seperti terdorong kebelakang.

"Akkkkhhhhh...hhhhh.....hmmpsshhh....hmmsss hmpsssss...." desah istriku ketika akhirnya penis besar itu berhasil memasuki liang kewanitaanya, walaupun tidak seluruhnya tapi tetap saja membuat kenikmatan yang luar biasa yang dirasakannya. Vaginanya serasa penuh seakan tidak ada tempat yang tersedia lagi...sedangkan gesekan batang si Jon pada clitorisnya semakin keras dan nikmat dirasakannya dan membuat tubuhnya melayang. Tubuh indahnya seperti terjepit ditengah-tengah kedua pria itu dan terhentak-hentak....
Begitulah yang terjadi seterusnya, mereka bergantian memanfaakan tubuh Dhini untuk melampiaskan nafsunya. Aku begitu menikmati apa yang terjadi didepan mataku...kadang aku keluar kamar hanya sekedar mengatur sensasi dan birahi yang aku rasakan.
Tiba-tiba aku melihat gerakan pinggul Dhini semakin cepat....pinggul tersebut memutar mutar lalu bergerak keatas dan kebawah tidak beraturan, nafasnya terengah-engah...bibirnya separuh terbuka... rambutnya yang panjang itu semakin beruraian. Herman yang pada saat ini sedang berada dibawahnya menyadari dan berusaha bergerak pasif sambil menikmati goyangan tersebut.
Tiba-tiba terdengar erangan lirih dari mulut istriku Dhini. Dia merasakan sesuatu yang sangat teramat mendesak yang berasal dari dari dalam tubuhnya dan berkeinginan hendak keluar........rasa itu bergumpal-gumpal mulai dari kepala sampai kesekujur tubuhnya dan lalu.......

"Akhhhhhh....akhhhhh......akhhhhhh....aaaaaaakhhhhhh.......akhhhhhsssssssss.......shhhhhhh....hhhhhh mmmhhhh" tubuhnya indahnya mengejang beberapa kali......melengkung lama keatas seolah menahan kenikmatan tak terperikan dan untuk kemudian terhempas....nafasnya tertahan kemudian dengan tersendat-sendat dihembuskannya. Ternyata Dhini sedang mengalami orgasme yang cukup panjang. Herman tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, di jilati dan diciumnya bibir Dhini lama...sampai akhirnya istriku terkulai lemas dan terlungkup diatasnya. Setelah terdiam sebentar lalu dibalikannya tubuh Dhini terlentang, kemudian dengan brutal lalu diapun menggenjot dan tambah mempercepat ayunan pinggulnya. Tak lama kemudian dirasakannya kenikmatannya akan tiba....diremasnya payudara istiku keras-keras....dan
"Akhhh akhhhh akhhhh.....hhhhhk.....ahhh...sedap nian dikau dek.....akhhh ..akhhhhhh...ahhhhhh." tubuh Herman bergidik kemudian mendengus keras melepas kenikmatan yang tiada tara yang sedang dirasakannya saat ini....beberapa kali tubuhnya mengejan seiring dengan ritme kedut'an zakarnya yang memancarkan sperma yang cukup banyak.

Herman menyeringai puas kepadaku setelah menuntaskan nafsunya, lalu menepuk-nepuk pundakku..
"hhhhhhhh.....luar biasa pelacur yang kau bawa itu anak muda....begitu membuat senjataku ini remuk redam...zakarku terasa agak sakit..habis lendirku keluar semua tadi......aku mau nyusul si Ucok tadi dulu yaa....sekalian ambil bir....aduh badanku lelah....heh kemana pula si Icok tadi"....bisik si Herman sambil menyeka keringatnya lalu berjalan terhuyun2 menuju keluar kamar...

Jam sudah menunjukkan pukul 02.30 pagi...berarti sudah lebih 3 jam mereka mempermainkan tubuh istriku. Sementara itu Dhini masih terkulai lemas di atas ranjang. Sesekali masih terdengar erangannya, dan kemudian sayup-sayup kudengar pula isakannya. Aku terpaku ketika kulihat Dhini menutupi payudaranya dengan lengannya dan merapatkan pahanya. Wajahnya terlihat pucat dan gemetaran, perlahan dia menyeka vaginanya yang sudah belepotan dengan sperma pemerkosanya dengan spreai kasur. Bibirnya bergetar ketika melihat wajah si Jon yang menatap tajam penuh nafsu kepadanya. Agaknya pengaruh obat perangsang tadi sudah jauh berkurang khasiatnya. Kalau memang begitu bisa jadi keaampuhan obat tersebut tidak sehebat yang dikatakan si Jon tadi.

Demikianlah Artikel Nikmatilah Istriku Yang Cantik dan Lugu Ini Part 3

Terimakasih sudah membaca kisah Nikmatilah Istriku Yang Cantik dan Lugu Ini Part 3 dan nantikan update cerita sex lebih menarik selanjutnya. Semoga artikel ini bisa menghibur.


Cerita Sex Kota, Film Semi, Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Seks Dewasa Indonesia, Kumpulan Cerita Mesum Sedarah, Cerita Seks Perumahan, Kumpulan Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Dewasa Melayu, Kumpulan Cerita Panas Dewasa, Cerita Dewasa Terbaru, Koleksi Cerita Panas, Cerita Birahi Sedarah, Cerita Dewasa Panas, Cerita Hot Dewasa, Cerpen Dewasa Panas, Cerita Panas Dewasa Malaysia, Cerita Dewasa Bergambar, Cerita Dewasa Sedarah Terbaru, Film Semi Korea, Cerita Birahi Pembantu, Kisah Ngentot Sama Pembantu, Cerita Seks Bergambar, Cerita Ngentot Bergambar, Cerita Dewasa Terbaru 2020, Cerita Dewasa Pembantu Muda, Kumpulan Cerita Seks Dewasa, Kumpulan Cerita Seks Terbaru, Rumah Seks Indonesia, Cerita Dewasa 18, Film Semi Jepang, Cerita Dewasa Sedarah Dengan Mama, Cerita Sex Kota, Kumpulan Cerita Seks Bergambar, Cerita Selingkuh Ngentot, Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru 2020, Cerita Sek Melayu Terkini, Cerita Lucah Melayu Terkini, Film Semi Barat, Koleksi Cerita Lucah Cikgu, Koleksi Cerita Seks Melayu, Koleksi Cerita Lucah Bahasa Melayu, Cerita Seks Cikgu Melayu, Cerita Dewasa Sek Ngentot Memek, Cerita Sex Kota, Film Dewasa, Cerita Seks Abg, Cerita Seks Indonesia Terbaru, Kumpulan Cerita Seks Abg, Cerita Sex Bergambar Indonesia, Cerita Hot Janda Muda, Cerita Sex Dewasa Bergambar, Kumpulan Cerita Dewasa Bergambar, Kumpulan Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru 2020, Kisah Seks Cerita Dewasa, Kumpulan Cerita Sedarah, Cerita Seks 2020, Gambar Sex Terbaru 2020, Cerita Dewasa Melayu Terbaru, Cerita Selingkuh Terbaru, Rumah Seks Indonesia Setengah Baya, Kumpulan Cerita Seks, Kumpulan Cerita Pembantu, Cerita Sex Cewek Abg, Cerita Sex Terkini, Rumah Seks Indonesia 2020, Cerita Ngentot Terbaru, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Seks Sedarah Terbaru

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Sex Kota Kusetubuhi Ibuku Disaat Ayah Kerja Part 2

Cerita Sex Kota Kusetubuhi Ibuku Disaat Ayah Kerja Part 3

Cerita Sex Kota Kusetubuhi Ibuku Disaat Ayah Kerja Part 5

Cerita Sex Kota Kusetubuhi Ibuku Disaat Ayah Kerja Part 1

Cerita Sex Kota Kusetubuhi Ibuku Disaat Ayah Kerja Part 6