Cerita Sex Kota Nikmatilah Istriku Yang Cantik dan Lugu Ini
Kutatap lagi wajah istriku yg sedang tertidur kelelahan di penginapan ini setelah perjalanan yang cukup panjang tadi. Rambut hitamnya yang panjang tergerai dan biasanya selalu tertutup hijab itu menambah kecantikannya. Ketika menjadi mahasiswi di Yk dulu Andhini yang sekarang berusia 26 tahun memang sudah menjadi idola, selain pintar dan cantik dia juga aktif dikampus. Tingginya sekitar 162 dengan berat 52 kg dengan hidung mancung dan wajah agak ke arab-araban membuat para lelaki tergila2. Hal itulah yang membuat diriku kepincut kepadanya, tidak mudah memang, melirik pun dia enggan. Aksi nekat dan kesabaran dengan cara tak kenal lelah yang kulakukan membuahkan hasil, walau sbelumnya aku dihina bahwa secara ketampanan dan kegagahan diriku sebenarnya tidak sesuai dengan impiannya. Setelah menikah dengannya ternyata kusadari bahwa ada perasaan dendam dalam diriku yang menimbulkan suatu keinginan dan sensasi luar biasa jika Andhini dinikmati lelaki lain. Sebenarnya ada perasaan khawatir jika sensasi tersebut aku wujudkan, tapi hal tersebut dikalahkan oleh rasa penasaran dan sensasi yang akan muncul. Untuk merealisasikan itu sengaja kuambil cuti kantor untuk melakukan perjalanan tour Sumatra menuju Bengkulu dengan pesawat. Rencananya dari Bengkulu aku akan sewa mobil untuk perjalanan menuju Jambi.
Pesawat
landing di Bandara Bengkulu yang sepi pukul 5 sore dan cuaca agak mendung.
"
Mas Adi, aku agak pusing, kecapean kali ya?, " kata Andini sambil menatap
kearahku.
"Dini,
kamu tunggu disini sebentar ya, aku mau cari mobil dulu, aku juga mau cari obat
pusing di sana," ujarku sambil menunjuk toko di salah satu sudut bandara.
"
Iya mas, aku tunggu disini ya...jangan lama2 ya..aku takut..kan aku belum
pernah kesini"
Aku
mengangguk dan membelai pipinya lalu menuju ke parkiran untuk mencari mobil
sewaan.
Mobil
dan driver yang aku inginkan sudah dapat dan kami sudah berada dimobil. Kami
duduk dibelakang berdua, dan Andini langsung terkulai pulas setelah kuminumkan
obat tidur yang tiada disadarinya tadi. Aksi pertamaku pun siap kumulai. Kubuka
kancing baju istriku sehingga terlihat beha dan payudaranya sebahagian.
Payudara indahnya tersingkap menantang tentunya sangat menggoda lelaki yang
melihatnya. Aku sangat menyadari Si Karim driver mobil ini beberapa kali
melirik kekaca spion sambil menghela nafas,...dan aku sangat menikmati hal
tersebut. Tersirat di fikiranku seandainya mereka berdua di mobil ini...hmm apa
yang dilakukan Karim..
"
Pak Karim,kalau ada pom bensin aku mau buang air dulu ya..jangan lupa berhenti
sebentar ya" ujarku
"Wah..kalau
di sini jarang ada pom pak...biasanya dipinggir jalan cari semak...didepan situ
ada jalan kecil ..nanti bisalah bapak kencing disitu.." kata Karim sampil
melihat dari spion..dan terlihat seringai nafsunya ketika melihat tubuh
istriku..
Andini
kelihatannya sangat pulas...kursi yang pada posisi tidur membuat tubuhnya
terlentang membuat payudaranya semakin mencuat...perlahan kurenggangkan pahanya
sehingga membuat posisinya semaking merangsang...
Mobil
pun berhenti di tempat yang agak tersembunyi, seperti yang dikatakan Karim tadi
ternyata memang ada gang kecil disamping jalan raya ini..dan aku pun memastikan
mini camera yg aku pasang dan bergegas membuka pintu mobil...dan kulihat wajah
Karim menyeringai melihatku....
"Karim...aku
keliatannya agak lama..perutku sakit..."
"Ohh
baikk bapak...silahkan....saya tunggu disini...he he..." ujar Karim...
Sebenarnya
aku bukan hendak buang air besar...setelah kencing sebentar aku sudah kembali
sambil mengendap2 ke mobil. Karena pintu sebelah ku tadi dalam keadaan terbuka
dan ditambah lampu yang menyala walau agak redup membuatku dapat mengamati
dengan jelas apa yang dilakukan oleh si Karim....
Si
Karim terlihat bingung...dia berdiri didepan kap mobil, mungkin dia kaget
bercapur girang ketika aku tinggalkan dia berdua dengan istriku yang masih
pulas. Tapi perlahan dia menuju ke tempat Dhini yang agak terlentang karena
posisi bangku mobil yang ku rebahkan tadi, sesekali matanya menatap kearah aku
pergi tadi. Sejenak dia ragu, mungkin memikirkan akibat yang ia terima apabila
ketahuan olehku sehingga berakibat fatal..di pengadilan, penjara dll. Dia
kemudian menatap wajah Dhini yang cantik, wajahnya mendekat dan tidak
tanggung-tanggung lalu ia mecium bibir Dhini cukup lama, agaknya lidahnya
memasuki bibir istriku, terdengar bunyi cipakan yang menunjukkan bernafsunya
dia. Penisku menegang melihat kejadian itu, belum pernah aku melihat istiku
yang cantik di ciumin orang lain sampai sedemikian rupa. Mulut si Karim secara
kasar melumat payudara istriku yang memang sudah terbuka, sedangkan tangannya
meremas-remas payudara Dhini, menjilati putingnya dan kemudian kembali mencium
bibir istiku dengan bernafsu. Tidak lama dia lalu membuka celana yang dipakai
Dhini dan melorotkannya kebawah, sekarang tinggal celana dalam Dhini dan lalu
dia lucuti juga. Ada perasaan aneh yang kurasakan, desiran rasa cemburu, khawatir
dan nafsu bercambur menjadi satu dan menimbulkan sensasi yang luar biasa. Si
Karim kelihatan sudah tidak tahan lagi agaknya, karena dia tau waktunya tidak
banyak, dia lalu menanggalkan celananya lalu meludahi ujung penisnya yang sudah
menegang. Kemudian dengan tergesa-gesa dia menancapkan penisnya ke vagina
istriku, beberapa kali dia gagal, tapi pada sodokan yang ke empat terlihat
tubuhnya tertahan dan perlahan-lahan genjotanya mulai teratur pertanda sudah
terjadi fenetrasi. Tubuh istriku terhentak-hentak karena genjotannya itu,
payudaranya yang dibanggakannya bergoyang-goyang seiring dengan hentakan yang
dilakukan Karim dan beberapa saat kemudian tiba-tiba gerakan Karim semakin
kencang dan diakhiri dengan hentakan kuat dan teriakan tertahan dan gumaman
darinya..
"
Aduh,,,sedap niann tempik kau deek...susu mengkal ...abiss ku
remass.......adduh keluar akuuu.....sedappp...adduhh
hkhkhkkkkkkksss.....".
Sejenak
Karim terkulai diatas tubuh istriku...tiba-tiba dia seperti tersadar...lalu
buru-buru merapikan pakaian Dhini dan mengambil tisu dan membersihkan vagina
istriku dari spermanya yang terpancut tadi. Ujung jarinya mengorek-ngorek
kedalam liang kemaluan istriku, dan cukup banyak lendir sperma yang
dikeluarkan. Setelah cukup bersih dipakaikannya celana lalu ditatapnya kembali
wajah Dhini lalu kembali dia ciumi sambil meremas payudara istriku, sementara
itu Dhini masih saja tertidur lelap...agaknya obat tidur yang ku minumkan tadi
terlalu banyak...
Karim
sesungguhnya tidak tahu bahwa aku hanya berjarak tak sampai 2 meter darinya,
dan betapa luarbiasanya sensasi aku rasakan saat itu. Kulihat Karim memakai
celananya dengan tergesa-gesa dan menuju keluar mobil dan berdiri gelisah agak
jauh dari mobil dan perlahan aku menghampirinya.
‘Hooooiiii
Karim, ayo kita lanjutkan perjalanan, aku sudah selesai…eh..ngapain kau
termenung disini…..” ujarku
“ Eh
bapak…ssudahh sselesai ya pak….eh..maaf…eee….iya pak…eee…mengendurkan otot
pakk….” katanya gugup sambil tertunduk-tunduk padaku . Aiih kau Karim…pura-pura
pula orang ini….menegangkan ototnya kau tadi….bukan mengendurkan….harusnya kau
terima kasih padaku ..sudah diberi cuma-cuma menikmati bini gua…kataku dalam
hati.
“Sebentar
pak…aku kencing dulu yaa pak….dan lanjut aku habiskan rokok sebatang ini dulu
pak..maaf pak…setelah itu kito berangkat….” sambungnya denga logat Palembang
yang kental, sambil mengambil rokok dari tas pinggangya.
Aku
menuju kemobil...aku perhatikan kembali tubuh istriku yang masih terlentang di
jok mobil. Kubelai pipinya dan kucium lembut keningnya. Kurabai dadanya, dan
kuselipkan tanganku di vaginanya yang tadi sempat digenjot Karim. Entah
kenapa…Nafsu ku tiba-tiba muncul untuk menggagahinya. Kuciumi bibir istriku
dengan bernafsu sambil membayangkan perlakuan Karim ketika memperkosa istriku
tadi. Lalu kugigiti payudara dan melumati putting Dhini dengan kasar. Kubuka
vagina Dhini dengan kedua jariku, masih basah karena habis dipakai Karim tadi.
Kupelorotkan celanaku , lalu dengan kasar kutancapkan ke vagiana Dhini
seolah-olah sedang memperkosamya. Blessss….sleppphhh….slepppss….berulang kali
penisku memasuki vagina istriku….kubalik badannya…..lalu kucoba dengan gaya
doggy….terasa sensasinya sambal membayangkan kejadian perkosaan tadi…..lalu
kubalik kembali dan kurenggangkan pahanya…..kembali kutancapkan kejantananku ke
vaginanya…..terdengar Dhini mengerang,…ternyata dia mulai tersadar….
“Ahhhhh…mass….hkkkkss……..hhhhh….……….sssudah
mas…..malu….jangan disini….hhhh” katanya lirih…
“ Kamu
tambah cantik…katika sedang tidur tadi…aku tidak tahan….ga apa2….tidak ada yang
lihat kok….” Kataku sambal mengahuyunkan pinggulku sambal memeluk erat
tubuhnya..
“ Ya
..tapi kita dimana ini mas…aku malu….kita sudahi saja ya…..maaf mas Adi…nanti
saja…aku malu mas…..”katanya sambil mendorong tubuhku….
“ Tapi
aku lagi ingin Dhini…..lanjutkan sebentar saja yaa…..pujukku….ayoo dek….”
“ Maaf
mas….aku malu dan takut…dihutan begini….aku tidak mood mas….nanti kalau ada
tempat istrahat aku akan layani mas…maaf ya mas….sungguh perasaan ku kurang
nyaman kalau disini”…katanya sambal membenahi bajunya.
Aku
sebenarnya cukup kesal, nafsuku langsung hilang seketika….berganti perasaan
jengkel….kupakai celanaku…ternyata kebetulan, ternyata si Karim sudah selesai
menikmati rokoknya...dan sedang berjalan menuju mobil.
“he he
he..pak….saya sudah selesai…mari kita lanjutt perjalanan….masih jauh neh
pak….jalannya juga naik turun dan berbukit-bukit….silahkan bapak dan ibu kalau
mau lanjut tidur nanti” sambung Karim
Aku
sebenarnya masih kesal sama Dhini, kulirik dirinya disampingku…matanya yang
indah menatap kepadaku dengan cemas , lalu memegang tanganku sambal sedikit
meringis kesakitan….
“ Mas,
selangkanganku kok agak perih ya mas….dan payudaraku terasa nyeri….mas…maafkan
aku ya….nanti kalau di penginapan..aku janji akan melayani mas…tapi jangan
disini seperti tadi yaa…” bisiknya lirih.
“
Iya….kamu janji ya sayang….kamu harus melayani ku nanti sampai aku puas….hmmm…”
ujarku sambal memeluknya.
Dhini
menyandarkan kepalanya kedadaku…dan aku tersenyum dalam hati….terang saja
selangkanganmu perih…ketika diperkosa Karim tadi tentu saja vaginamu belum
basah….ada suatu skenerio yang ku rencanakan untukmu nanti…,..nanti bukan hanya
perih….nanti kau akan terjerit jerit entah kenikmatan atau kesakitan dan aku
sangat menikmati itu..kataku dalam hati.
Perjalanan
menuju kota Jambi ternyata cukup jauh….kuputuskan untuk menginap saja di Lubuk
Linggau . Tidak banyak yang kami lakukan di hotel, Dhini juga hanya tiduran di
kamar, dan masih menolak berhubungan dengan ku. ….alasannya adalah karena
selangkangannya masih perih dan kurang nyaman kalau diajak bersenggama.
Sedangkan Karim tadi minta ijin untuk ke tempat saudaranya di Lubuk Linggau.
..sementara itu nafsu ku semakin menggebu-gebu….dan karena keletihan akupun
tertidur. Aku bangun menjelang siang hari…kulihat makanan hangat ada di meja
hotel. Kulihat Dhini sudah bertukar pakaian dan sudah mandi, tubuhnya terlihat
segar...wajahnya semakin cantik dengan hijabnya.
“ Aku
sudah pesan makanan buat mas….ini ayam goreng dan pindang ikan khas Lubuk
Linggau…enak lho mas…ini teh manis…..tapi mandi dulu ya…biar seger…” katanya
sambil tersenyum
“
Terima kasih sayang…. He he…habis itu…kamu tetapi janjimu tadi malam yaa…..kamu
janji lhoo…” kataku
“
Mas…selangkanganku masih perih…ketika mandi tadi terasa agak sakit….agaknya
tadi malam kamu terlalu kasar deh…..” katanya sambal cemberut
“Aku
kira…itumu masih terlalu sempit….anuku terlalu besar sehingga gitu akibatnya…”
kataku sambil tertawa
Dhini
mencubit lenganku manja…dan mencium bibirku…begitulah dia…begitu
klasik…,…istriku ini tidak suka mengumbar sex dan masih malu-malu dengan aku
walaupun sudah menjadi suaminya. Hal inilah membuatku ingin melihat ekspresi
Dhini kalau di pakai oleh orang lain…dengan cara pemaksaan…dan aku penasaran
dengan sensasi yang timbul dari kejadian tersebut…..
Karim
sesungguhnya tidak tahu bahwa aku hanya berjarak tak sampai 2 meter darinya,
dan betapa luarbiasanya sensasi aku rasakan saat itu. Kulihat Karim memakai
celananya dengan tergesa-gesa dan menuju keluar mobil dan berdiri gelisah agak
jauh dari mobil dan perlahan aku menghampirinya.
‘Hooooiiii
Karim, ayo kita lanjutkan perjalanan, aku sudah selesai…eh..ngapain kau
termenung disini…..” ujarku
“ Eh
bapak…ssudahh sselesai ya pak….eh..maaf…eee….iya pak…eee…mengendurkan otot
pakk….” katanya gugup sambil tertunduk-tunduk padaku . Aiih kau Karim…pura-pura
pula orang ini….menegangkan ototnya kau tadi….bukan mengendurkan….harusnya kau
terima kasih padaku ..sudah diberi cuma-cuma menikmati bini gua…kataku dalam
hati.
“Sebentar
pak…aku kencing dulu yaa pak….dan lanjut aku habiskan rokok sebatang ini dulu
pak..maaf pak…setelah itu kito berangkat….” sambungnya denga logat Palembang
yang kental, sambil mengambil rokok dari tas pinggangya.
Aku
menuju kemobil...aku perhatikan kembali tubuh istriku yang masih terlentang di
jok mobil. Kubelai pipinya dan kucium lembut keningnya. Kurabai dadanya, dan
kuselipkan tanganku di vaginanya yang tadi sempat digenjot Karim. Entah
kenapa…Nafsu ku tiba-tiba muncul untuk menggagahinya. Kuciumi bibir istriku
dengan bernafsu sambil membayangkan perlakuan Karim ketika memperkosa istriku
tadi. Lalu kugigiti payudara dan melumati putting Dhini dengan kasar. Kubuka
vagina Dhini dengan kedua jariku, masih basah karena habis dipakai Karim tadi.
Kupelorotkan celanaku , lalu dengan kasar kutancapkan ke vagiana Dhini
seolah-olah sedang memperkosamya. Blessss….sleppphhh….slepppss….berulang kali
penisku memasuki vagina istriku….kubalik badannya…..lalu kucoba dengan gaya
doggy….terasa sensasinya sambal membayangkan kejadian perkosaan tadi…..lalu
kubalik kembali dan kurenggangkan pahanya…..kembali kutancapkan kejantananku ke
vaginanya…..terdengar Dhini mengerang,…ternyata dia mulai tersadar….
“Ahhhhh…mass….hkkkkss……..hhhhh….……….sssudah
mas…..malu….jangan disini….hhhh” katanya lirih…
“ Kamu
tambah cantik…katika sedang tidur tadi…aku tidak tahan….ga apa2….tidak ada yang
lihat kok….” Kataku sambal mengahuyunkan pinggulku sambal memeluk erat
tubuhnya..
“ Ya
..tapi kita dimana ini mas…aku malu….kita sudahi saja ya…..maaf mas Adi…nanti
saja…aku malu mas…..”katanya sambil mendorong tubuhku….
“ Tapi
aku lagi ingin Dhini…..lanjutkan sebentar saja yaa…..pujukku….ayoo dek….”
“ Maaf
mas….aku malu dan takut…dihutan begini….aku tidak mood mas….nanti kalau ada
tempat istrahat aku akan layani mas…maaf ya mas….sungguh perasaan ku kurang
nyaman kalau disini”…katanya sambal membenahi bajunya.
Aku
sebenarnya cukup kesal, nafsuku langsung hilang seketika….berganti perasaan
jengkel….kupakai celanaku…ternyata kebetulan, ternyata si Karim sudah selesai
menikmati rokoknya...dan sedang berjalan menuju mobil.
“he he
he..pak….saya sudah selesai…mari kita lanjutt perjalanan….masih jauh neh
pak….jalannya juga naik turun dan berbukit-bukit….silahkan bapak dan ibu kalau
mau lanjut tidur nanti” sambung Karim
Aku
sebenarnya masih kesal sama Dhini, kulirik dirinya disampingku…matanya yang
indah menatap kepadaku dengan cemas , lalu memegang tanganku sambal sedikit
meringis kesakitan….
“ Mas,
selangkanganku kok agak perih ya mas….dan payudaraku terasa nyeri….mas…maafkan
aku ya….nanti kalau di penginapan..aku janji akan melayani mas…tapi jangan
disini seperti tadi yaa…” bisiknya lirih.
“
Iya….kamu janji ya sayang….kamu harus melayani ku nanti sampai aku puas….hmmm…”
ujarku sambal memeluknya.
Dhini
menyandarkan kepalanya kedadaku…dan aku tersenyum dalam hati….terang saja
selangkanganmu perih…ketika diperkosa Karim tadi tentu saja vaginamu belum
basah….ada suatu skenerio yang ku rencanakan untukmu nanti…,..nanti bukan hanya
perih….nanti kau akan terjerit jerit entah kenikmatan atau kesakitan dan aku
sangat menikmati itu..kataku dalam hati.
Perjalanan
menuju kota Jambi ternyata cukup jauh….kuputuskan untuk menginap saja di Lubuk
Linggau . Tidak banyak yang kami lakukan di hotel, Dhini juga hanya tiduran di
kamar, dan masih menolak berhubungan dengan ku. ….alasannya adalah karena
selangkangannya masih perih dan kurang nyaman kalau diajak bersenggama.
Sedangkan Karim tadi minta ijin untuk ke tempat saudaranya di Lubuk Linggau.
..sementara itu nafsu ku semakin menggebu-gebu….dan karena keletihan akupun
tertidur. Aku bangun menjelang siang hari…kulihat makanan hangat ada di meja
hotel. Kulihat Dhini sudah bertukar pakaian dan sudah mandi, tubuhnya terlihat
segar...wajahnya semakin cantik dengan hijabnya.
“ Aku
sudah pesan makanan buat mas….ini ayam goreng dan pindang ikan khas Lubuk
Linggau…enak lho mas…ini teh manis…..tapi mandi dulu ya…biar seger…” katanya
sambil tersenyum
“
Terima kasih sayang…. He he…habis itu…kamu tetapi janjimu tadi malam yaa…..kamu
janji lhoo…” kataku
“
Mas…selangkanganku masih perih…ketika mandi tadi terasa agak sakit….agaknya
tadi malam kamu terlalu kasar deh…..” katanya sambal cemberut
“Aku
kira…itumu masih terlalu sempit….anuku terlalu besar sehingga gitu akibatnya…”
kataku sambil tertawa
Dhini
mencubit lenganku manja…dan mencium bibirku…begitulah dia…begitu
klasik…,…istriku ini tidak suka mengumbar sex dan masih malu-malu dengan aku
walaupun sudah menjadi suaminya. Hal inilah membuatku ingin melihat ekspresi
Dhini kalau di pakai oleh orang lain…dengan cara pemaksaan…dan aku penasaran
dengan sensasi yang timbul dari kejadian tersebut…..
Aku
terjaga dari tidurku, mobil yang kutumpangi sedang dalam keadaan berhenti di
jalan raya yang cukup gelap. Satu-satu terlihat kendaraan yang melewati jalan
yang sepi ini. Semenjak harga tiket pesawat yang lumayan murah memang jarang
orang-orang yang memanfaatkan jasa bis, sehingga jalan trans ini lebih banyak
di lalui oleh truk atau beberapa mobil pribadi. Tidak seperti beberapa puluh
tahun lalu, jalan lintas Sumatera lebih ramai dilalui oleh bis-bis jarak jauh,
rumah makan ramai. Kondisi sekarang cukup memprihatinkan...rumah makan yang
menjadi mata pencarian penduduk atau pun rumah makan para pendatang dari
Sumatera Barat cendrung lebih sepi.Kulihat Dhini masih terkulai tidur
disampingku, wajahnya yang cantik terlihat pasrah, hidungnya yang mancung dan
bibirnya yang mungil tentunya membuat setiap lelaki tergoda imannya...seperti
juga aku waktu itu.
Dalam
suasana yang sepi itu aku mendengar seperti ada orang yang sedang melakukan
aktifitas diluar mobil..akupun membuka kaca dan terlihat Karim sedang mencoba
membuka ban mobil.
"Hei
Rim....sedang apa kau...kenapa ban mobil nya?", tanyaku kepadanya
"Waduh...
.ini laa pak......mobilnya kempes ne...alah... ada2 lah pula mobil ini...maaf
ne pak...tadi tiba-tiba ndak imbang mobil ni...kironyo bannyo masalah...ini
kunci2 bannyo pulak yang dah tak bagus..susah aku nak bukak ban...." ujar
Karim sambil menggaruk garuk kepalanya
"Wah..kalau
begitu kau antar saja kami dulu ke penginapan terdekat....malam-malam disini
kena rampok kita nanti...ini kita masih belum sampai Prabumulih ya?..."
tanyaku
"Wah
belum laa paaak...masih limo- enam jam lagi...baik lah pak...aku antar dulu
bapak ibu...sekalian nanti aku perbaiki ban mobil ini disitu...",
jawabnya. Sempat kulihat si Karim melirik ke arah Dhini yang masih pulas...dan
aku pura-pura tidak melihatnya...aku tahu pasti tentunya dia sangat ingin
mengulang kejadian singkat semalam. Hal yang belum disadari Dhini sepenuhnya
adalah bahwa si Karim sopir travel ini sudah memperkosanya dengan cukup brutal.
Sekitar
20 menit kemudian kami tiba di sebuah rumah penginapan yang cukup sederhana.
Kelihatannya tempat ini sering dijadikan sebagai tempat peristrahatan para
sopit truk jarak jauh lintas Sumatera. Ada cafe dibagian depan dan beberapa
kamar tidur disana...terlihat hanya ada sekitar 2-3 truk barang yang sedang
parkir disitu. Aku membangunkan Dhini dan menjelaskan apa yang terjadi lalu
memesan sebuah kamar yang paling bagus di situ. Kamar ini berukuran lunayan
luas, sekitar 4x 6 meter, hanya ada kipas angin dan ini satu2nya kamar yang
kamar mandinya terletak didalam. Jam menunjukkan pukul 11 malam, Dhini masih
belum tidur dan bersiap kekamar mandi untuk membersihkan badannya.
"Mas...aku
gerah sekali...dan keringetan...kamarnya begini yaa? ...tapi ga apa2 ...asal
bersama mas Adhi" katanya sambil memegang tanganku..."Hmmm....aku mau
bersih-bersih dulu ya...agak laper juga...ahhh ada roti dan minuman ringan
tadinya...lumayan mas...mas tidak mandi?"tanyanya lembut
"Ha
ha...iya dek....ini namanya petualangan....mulai hotel bintang sampai
penginapan seperti ini...ha ha...kamu mandi aja duluan dek....tadi aku pesan
jahe anget kesukaanmu...nanti diminum yaa.." sambutku sambil mencium
pipinya lembut..
Dhini
baru saja selesai mandi...tubuhnya yang sintal duduk didepan kaca yang tersedia
didepan kamar dan hanya dibalut handuk dari dada sampai pangkal
pahanya...rambutnya yang panjang tergerai dibahunya...belahan payudaranya yang
indah terlihat mempesona.... bentuk kaki dan betisnya yang panjang menambah
sempurna dirinya. Bau tubuhnya wangi dari sabun cair yang dipakainya ..membuat
nafsuku kembali menyala. Kutahan laju nafsuku...kembali aku susun skenario yang
telah kufikirkan tadi...yang tentunya dapat menimbulkan sensasi luar biasa
untuk ku. Ibarat menebak2 cerita misteri yang belum tahu hasil akhirnya...atau
seperti menunggu nilai hasil ujian semester ketika aku berkuliah dulu.
"Dhini...aku
mau ngerokok dulu diluar yaa...kamu kan ga suka kalau aku ngerokok di
kamar...iya kan?...tadi aku belum sempat ngrokok dimobil..he he.. Itu jahenya
sudah di meja...silahkan sayang" ujarku sambil memeluknya
dibelakang..serasa lenganku terganjal payudaranya yang empuk...kuciumi lehernya
yang jenjang sampai ia menggelinjang...kupijat2 lehernya dan pundaknya sampai
dia rebah didadaku
"Mas
Adhi...Ihh..jangan merokok disini mas....ntar rambutku bau....aku kan barusan
mandi....iya mas...ngerokok diluar aja ya mas tapi jangan lama2 yaaa...aku
takut....jangan jauh2 .......mmmm makasih ya jahenya..." kata istriku
pelan sambil tersenyum manis...lalu ia berbalik dan mengecup pipiku sekilas...
"Mmmm...kamu
jangan lupa kunci pintu yaa...ntar kalau ga dikunci ada yang masuk lho....dan
pasti terkagum2 melihat ada bidadari di tengah hutan gini..." kataku
sambil tersenyum
"Ihh
mass...jangan ngomong sperti itu...aku jadi tambah takut...mas ga usah ngerokok
aja kalau gitu...hmm..." rajuknya
Aku
hanya tertawa...lalu memeluk dirinyaa dan mencium bibirnya....mmhhh...betapa
cantiknya wajah istriku ini...dan ketika mencium bibirnya terhirup bau wangi
dari mulut Dhini....ketika ia tertawa terlihat susunan gigi yang rapi denga
berwarna putih bersih. Istri ku ini sangat memperhatikan kebersihan dan
kesegaran tubuhnya yang indah itu.
Perlahan
aku menuju keluar...ke arah Cafe yang kulihat tadi. Kulihat ada 3 orang lelaki
berbadan besar dan tegap sedang berdialog dengan beberapa botol bir di depan
mejanya, mungkin mereka sopir atau kenek dari truk yang kulihat
tadi.....Sementara hujan rintik2 mulai membahasahi tanah Sumatera Selatan
ini...agaknya karena pengaruh cuaca panas tadi. Aku duduk tidak jauh dari
ketiga orang tersebut. Dari dialek dan gaya bicaranya dapat kutebak ada berasal
dari daerah ini juga dan lainnya dari daerah utara Sumatera. Cukup terdengar
jelas apa bahan pembicaraan mereka yang tidak jauh dari sex....Kuperhatikan
ketiga orang itu...yang sedang bicara ini perkirakan berusia 45
tahun...badannya cukup tegap dengan kumis dan jenggot tak beraturan, dijarinya
terlihat cincin batu akik di dua tempat. Sedangkan 1 orang lagi berperawakan
besar dan gemuk dan berkepala pelontos, perkiraan ku dia berusia lebih dari 50
tahun, dia tak berbaju sehingga terlihat perutnya yang besar dan tato di
lengannya. Sedangkan yang ke tiga berperawakan lebih muda dan lebih kecil dsri
kawan2nya...tapi cukup tegap juga, usianya mungkin sekitar 18-19 tahunan..
dan
dia terlihat sedang menenggak birnya.
"Bahhh...udah
hampir seminggu bang aku nyopir ...mulai dari Surabaya sana...abis duit bekalku
buat pungutan aparat2 di jalan.....belum ada kesempatan aku buat ngasah warisan
moyangku ini..." katanya sambil mengelus-elus kemaluannya dari balik
celananya....sial betul aku inii...sebelum Prabumulih ada tu tempat
begituan...tapi masih jauuuhh....ndak tahan aku ini...huhhhhh...." katanya
sambil menyedot rokoknya.
"Ahhh
sudah laah Ucokk....sabar saja lah kau...nanti kau puas-puas kan kau asah
pedangmu itu...sampai lecet...Aku jugo nak ikut....pasti lemak nian...aku nak
cari yang mudo2...dan yang cantek-cantek....aku jugo dah lamo tak bersebadan
nee..."sahut lelaki yang berkelala pelontos
"Ah...kau
ini Herman....dah berapa bini kau...sudah banyak lubang yang kau coba...ha ha
ha....masih jg kau main-main sama pelacur....ayo berapa kali kau kawin
haaa....ha ha ha....Alamak...hujan pulak hari...tambah berontak aja ular kadal
ku ini...." kata lelaki yang ternyata bernama Ucok ini.
"Ha
ha ha....cuman empat nya Cook...3 udah aku ceraikan...yang terakhir janda
beranak 2....udah longgar tempeknya....Aku cuman bisa bayar pelacur kelas bawah
Cook...manalah aku punyo sen...ha ha...seandainya ado pelacur cantik mau
dibayar dengan murah....ha ha....mungkin nda yoo...???..kalau
ada.....wah...sampai pagi aku goyang.....huh huh huh" kata Si Herman
sambil memperagakan orang seperti mendayung seolah olah sedang bersenggama.
"
****** kali lahh kau Herman....mana ada pelacur cantik mau dibayar murah
apalagi sama orang gemuk kayak babi macam kau ini....ha ha ha....kalau yang
ganteng macam aku ini....bisa jadi...ha ha ha...penis aku aja...16 cm
panjangnya....togap..super togap burungku ini....tapi udah lama tak mendarat....masih
fulll tank...ha ha ha ha..." kekeh si Ucok
"Ha
ha...aku cuman 15 cm Cook....ha ha...panjang nian burung kau Cook...sabaaaaar
lah ...7 jam lagi kalau sampai di lokalisasi bisa kau goyang sampai puas....50
ribu puass....walau cuma pelacur tua....yang penting muncrattt....ha
ha......tapi jangan cepat kau muncratt...rugi..rugi...ha ha ha" tukas si
Herman sampai memukul-mukul meja
"Hei
Jon...kau ini diam-diam saja....kau juga pengen main-main sama pelacur
juga....ha ha...kalau enggak aku pinjam lah uang kau...biar aku bisa main 2
x...ha ha ha...ayo...mau main juga nggak" tanya Ucok ke anak muda yang
ternyata bernama si Jon...
"Si
Jon ini diam-diam super jagoan dia....sekali kena goyang anak muda ini....bisa
meraung-raung itu cewek.....ha ha....kenek ku ini kan ahli nian dalam
begituan....aku ingat waktu di Indramayu....merintih-rintih betino tu kau
goyang....ha ha...kalau si Jon jangan ditanyo lagi....berapo panjang senjatomu
Jon.....haaaaa..." kata si Herman
"
Haaa...ado2 sajo Mang Herman ne....tak panjang Mang...18 cm sajo....ha ha
ha....tahan berjam2barangku ini....apalagi kalau aku makan obat penguat....ha
ha...neh aku ado 3 ..mau?...ha ha....neh ado juga obat perangsang
betino....kalau makan obat ini bisa begoyang Inul dio...goyang nge bor...ha ha
ha..." sambut si Jon
"
Lah...mantap betul obat2 kau Jon...bahayo ndak obat tu?...nanti bisa konyol
aku...tak bisa turun2 pula barangku ha ha ..." jawab si Herman
"Idak
Mang....ini obat buatan luar....aku dapat dapat dari majikanku di Palembang
dulu...wong Bule yang kerjo di pemboran itu na.......aman.. dah pernah dicubo
dio......obat perangsang betino ini jugo aman...cuman kalau ado cewek yang kito
kasi...dio lupo sama kejadian yang dialaminya 4-5 jam terakhir ...macam
mimpi.... tapi bukan lupo ingatan macam orang gilo....ha ha.."
Aku
mendengar seksama pembicaraan tiga orang ini...bergetar badanku rasanya
menbayangkan seandaiknya kalau Dhini aku umpankan kepada
mereka....gila!!!!.gilaaaaa!!!....sensasi dahsyat itu menggelora di
hatiku....gilaaa....badanku gemetaran
"Hei...anak
muda....ha ha....mari gabung sama kami...jangan sendiri2 kau disitu...ditangkap
macan nanti...ha ha ha..." panggil si Ucok sambil menunjuk kepadaku. Kalau
ada sesuatupun sebenarnya aku tidak takut untuk berhadapan mereka...karate sabuk
hitam dan II dan Jiu jitsu ku sangat aku kuasai..ha ha...tapi terlihat tidak
ada tingkah laku kurang ajar dari mereka ..dan akupun bergabung dengan mereka.
"Ayo
anak muda...mari minum...aku traktir..ha ha...sini...sini gabung...keliatannya
kau bukan orang sini....ha ha...dari mana kau?...tanya Herman
"Saya
dari Jakarta bang....sedang menginap di sini....mobil saya rusak...sedang
diperbaiki disana tuh...kataku sambil menunjuk ke arah rumah lain tidak jauh
dari penginap ini"...kata ku sopan
"Ahhhhh...orang
Jakarta rupanya....waah..wah...ceweknya pasti cantik-cantik dan wangi-wangi
kayak bintang pilem...ha ha....kayak siapa itu....Luna maya ya....ha ha...yang
ada videonya itu...ha ha....atau kayak siapa itu???...yang cantik mulus
itu...Dian sosro...wuiihhh...mulus kalii...." kata si Ucok
"Ha
ha....Dian Sasro bang Ucok....bukan Sosro...sosro mah nama Teh....ha
ha..." kata si Jon
"Lah...siapapun
namanya yang penting orang Jakarta pasti cantik2..kayak di pilem2 yang aku
tonton....ada lagi yang namanya siapa itu yang di video
itu..Cut....Icut...adduh lupa pulak aku" kekeh si Ucok
"
Dah gilo si Ucok neh..ha ha...kebanyakan nonton film porno kau Cok...ha ha...Eh
ngomong2 kau mau kemana anak muda..?...ha ha...tanya Herman kepadaku..
"Ah...aku
mau keliling sumatera bang...Sumbar...terus Toba...menikmati masa muda...capek
kerja terus di jakarta...ha ha.." tukas ku....sambil memberikan rokok ke
mereka
"Ho
ho....asyik...ternyata orang Jakarta sedang jalan-jalan.....wah...enak jadi
orang kota....bisa jalan2...ha ha ha...kalau kami ini memang sepanjang hari
jalan2...kan Supir...ha ha ha..." kata si Jon
"Eh...kau
dengan siapa jalan2nya anak muda...he he..sama cewek mu yaa....ayo ngaku saja
lah kau...tak apa2...ha ha..." kata si Ucok
Jantungku
berdegub kencang....keliatannya skenario ku cukup berjalan lancar....tapi coba
kuikuti saja alur keinginan mereka selanjutnya.
"Ha..ha..iya
bang....tentulah....mosok jalan sendiri...kayak orang hilang kalau jalan
sendiri..".tawaku sambil berusaha mengikuti gaya mereka
"Wahh....asyik
nian kau....ha ha....pasti cewekmu cantik yaa...macam bintang film...siapa tadi
itu...si cut...ahh bro...cuba lah kau liatkan sama kami foto cewek kau
itu....tak apa2 ...kami cuman mau liat aja..." kata si Ucok bersemangat...
Aku
terdiam sejenak...lalu perlahan aku ambil gambar Dhina istriku yang sedang
mengenakan jilbab dan ketika itu juga langsung gambar tersebut langsung disambar
oleh si Ucok
"
Haaaa.....bukan main....bukan mainn...cantik sekali perempuan kau ini anak
muda....seperti bintang film yang aku bilang tadi....ckckckck....beruntung
sekali kau ini....addduhh...makin pusying kepalaku....ini naik pulak barangku
ini..." kata Ucok sambil memegang kemaluannya. si Herman dan si Jon pun
mengambil gambar istriku dari tangan Ucok...dan suara kekaguman terdengar dari
mulut mereka itu.
"Wah.....berapa
kau sewa cewek ini anak muda...kau ambil dari tempat pelacuran kelas mahal
ya?" tanya ai herman kepadaku
"Amang
herman....amang ado2 saja...masak pelacur berhijap...ini pasti teman wanitanya
si Anak muda ini naaa...ha ha....iya kan anak muda?" sambung si Jon..
Aku
hanya diam mendengar perdebatan mereka...lalu...
"Anak
muda....sedang dimana cewek kau itu...hmmm...eh ...boleh kami
melihatnya...hmmm..kalau kau tak keberatan...boleh ya kami melihat...he he
he...boleh yaaaa..jangan marah....hanya liat aja....kalau boleh pegang2 ini aku
punya duit semua 120 rb...ayooo...boleh yaa..he he..." bujuk si Ucok
"
Dia sedang di kamar...tadi aku dengar abang ingin pergi ke WTS...ini aku mau
berbagi kesenangan sama abang2..." kataku...suaraku terdengar bergetar
menyampaikannya..
"
Haaaa.....mimpi apa aku semalam....husss anak muda...kau jangan bergurau....ahhh..kau
bikin aku tambah nafsu saja...." kata si Ucok
"Adduh
anak muda....baik betul kau nii...tapi jangan maen2 lah..."tukas
Herman....
"Aku
tak percaya itu cewekmu...pastilah itu pelacur berkelas yg kau bayar buat
nemani kau jalan2...ahaha...gaya anak muda kota macam gitulah...gini2 aku
tau...disana banyak yg kumpul kebo...kawin dulu..kalau cocok baru nikah...hayo
anak muda....ngaku aja laaaah...aku punya duwit walaupun dikiiit....kami
patungan bertigaaa....ha ha...setuju ya kawan-kawaan...setujuuu???"
sambung Herman sambil menepuk pundakku...
"Aku
setujuuu....aku ada 120 rb...neh aku tambah 50 rb....kau ada 150 ribu
Herman?...dan kau mau patungan berapa Jon?...biar rata kau tambah 150
ribu.....terkumpul 470 ribu....ha ha...gimana ...kau setuju kan anak
muda...?.....kalau di tempat pelacuran sana...udah dapat yg lumayan tuuh...tapi
kalau ada disini....ngapain disana....ha ha...ehhhh...ngomong2 kalau di Jakarta
yang cantik seperti lonte yang kau bawak itu...berapa tarifnya sekali
main..." kata Ucok sambil menyeringai lalu menyedot rokoknya dalam...
Jon
lalu menuangkan segelas bir di gelas kosong didepanku sambil tersenyum ..
....sementara itu hujan turun semakin deras...suara petir berdentum-dentum dan
udara menjadi dingin sehingga membuat fikiranku semakin tidak menentu saja.
Haruskah aku mengatakan bahwa Dhini istriku yang baru aku nikahi 5 bulan lalu
itu seorang pelacur berkelas seperti yang disangka Herman tadi....atau aku
katakan dengan jujur bahwa Dhini itu istriku?
"Ayoolah
masbro....kau tadi katanya mau berbagi......ini kami sdh mengumpulkan
duwit...470 rb....aku tambahin 20 ribuu...genap 500 rb...mas bro tentu kasian
sama kami ini....kami kan pengen ngrasain lonte mahal juga seperti mas
broo....biar seru ini kita pakai kan obat perangsang kelas yahud...biat dia
bisa goyang inul....biar semangat....karena ngelayani 3 orang itu butuh
doping....nanti mas bro liat bagaimana dahsyatnya pengaruh obat ini....aku
pernah cobain ke lonte di Indramayu dulu....luar biasaaa.....goayang dan
gairahnyaa...he he he" kata si Jon sambil menerawang jauh...lalu ia
menyodorkan obat yang dia maksud kepadaku. Aku lalu membaca merk obat
perangsang buatan Jerman tersebut dan memeriksa keasliannya, sedikit banyak aku
mengerti tentang obat itu dan dapat memastikan bahwa obat teesbut aman tetapi
efeknya sangat dahsyat sesuai dengan yang disampaikan si Jon.
"iya
bang...perempuan itu sebenarnya aku sewa mahal untuk menemani ku
diperjalanan....abang2 ini ternyata sudah tau ya...tapi begini bang...tentunya
perempuan itu menolak kalau abang2 pake...bertiga lagi...jadi silahkan saja
abang-abang pakai cara sendiri untuk bisa begituan sama dia...ingat ini barang
bagus...kalau abang tanya berapa sewa sekali pake...bisa 3-4 kali lebih mahal
dari uang yang abang kumpulin itu...tapi ingat..jangan sampai dia
terluka..."kataku sambil menatap mereka tajam
"Ha
ha ha...jangan khawatir anak muda...kami akan memberikan kenikmatan tak terkira
buat perempuan itu....tapi yang penting untuk ngasah pedangku ini....yang sudah
lama tak mendarat...masih full tank...kau nanti bisa liat ....bagaimana nanti
perempuan itu menggeliat-geliat penuh kenikmatan....akan kami buat dia
"keluar" berkali-kali " tukas si Ucok
Aku
pun mengajak mereka menuju kamar yang aku sewa tadi...untuk mencapai kamar itu
kami harus menembus hujan deras dikarenakan posisinya agak tersembunyi
dibelakang bangunan ini. Sementara itu hujan semakin deras saja, petir dan
kilat sambung menyambung membuat suasana semakin mencekam terutama buat diriku.
Aku belum bisa membayangkan apa yang bakal terjadi nanti, resiko yang bakal aku
terima dikalahkan oleh nafsu birahi dan sensasi yang timbul pada diriku nanti.
Aku ingin sekali melihat bagaimana ekpresi wajah istriku jika ada penis lain
yang menembus vaginanya....aku juga ingin melihat bagaimana efek obat
perangsang tersebut jika diminumkan ke dia..ahhhhh....sensasi yg luar
biasa....Hal yang sudah ku rencanakan diantaranya adalah telah memasang 4
posisi micro kamera berkualitas tinggi pada beberapa tempat di saat Dhini mandi
tadi, juga menyiapkan masker dan kemeja hitam untuk menyembunyikan identitasku
dari Dhini ketika prosesi berlangsung nanti.
Kuputar
handle pintu kamar perlahan,...yang ternyata dengan mudah dapat dibuka...
ternyata kamar tidak terkunci, atau mungkin ada salah pengertian tadi antara
aku dengan Dhini...mungkin dia mengira aku yang menguncinya...ahhh
entahlah...Lampu kamar cukup terang...mungkin dia takut kalau
dimatikan...sambil mengendap-endap aku mencari keberadaan dia...entah mengapa
jantungku tetap berdegup kencang ketika kulihat istriku tertidur terlentang di
atas ranjang ini..Kutatap kembali wajah istri ku...betapa lelapnya ia
tertidur...agaknya perjalanan panjang tadi membuat dia begitu kelelahan. Dhini
tidur menggunakan Lingerie tipis berwarna putih berhiasan bunga, Lingerie yang
pernah kuhadiahkan dulu ketika ia berulang tahun. Sebelah kakinya terjuntai
agak kepinggir ranjang sehingga kedua pahanya menjadi agak terbuka lebar.
Matanya tertutup rapat dan wajahnya yang cantik terlihat makin mempesona.
Bibirnya yang merah seolah sedang tersenyum . Payudaranya yang ranum menggunung
sedang belahannya terlihat jelas dan kini dada itu berayun pelan sesuai dengan
irama nafasnya pertanda dia sedang tertidur. Ternyata setelah habis mandi tadi
Dhini juga membersihkan tubuhnya dengan lotion sehingga tubuhnya memberikan bau
wangi yang semerbak.
Aku
memakai masker hitam dan mengganti pakaianku lalu kembali memeriksa kondisi
micro kamera yang sudah aku siapkan tadi. Sesungguhnya alat perekam tersebut
sudah aku aktifkan sebelum keluar kamar tadi, termasuk dua posisi lagi di kamar
mandi. Sejenak aku terdiam dan menikmati sensasi yang akan kualami sebentar
lagi. Lalu aku menuju pintu untuk mengajak ketiga orang itu masuk. Diluar
terlihat mereka tidak sabar dan gelisah, seringai mereka muncul ketika
kuberikan kode untuk memasuki kamarku. Tak sabar mereka memasuki kamar dan
seketika mata mereka melotot seakan keluar dari tempatnya dan terdengar nafas
memburu dari ketiganya ketika melihat kemolekan tubuh istriku yang terlentang
diatas ranjang . Kalau tadinya mereka hanya melihat Dhini sedang berjilbab full
tapi sekarang tidak lagi karena yang terlihat sekarang adalah tubuh istriku
hanya memakai Lingerie, wajah cantiknya dan tubuh moleknya terlentang diatas
ranjang terpapar cukup jelas seakan menunggu kedatangan orang-orang yang akan
menyetubuhinya. Si Ucok pun tak sabar lagi lalu memberi tanda ke Herman dan si
Jon untuk berada pada posisinya masing-masing....agaknya mereka akan
menggunakan istriku secara bertiga..
Herman
bergegas kearah bagian kepala istriku sedang si Jon bersiap di dekat
kaki....sejenak mata Ucok nanar melihat tubuh Dhini yang masih terlentang,
tanpa banyak bicara dilumatnya bibir istriku dengan rakus dan bernafsu,
lidahnya menyapu dalam kedalam rongga mulut Dhini sementara itu tangannya
meremas kasar payudara Dhini yang masih tertutup oleh Lingerienya. Aksi Ucok
yang spontan itu membuat Dhini terjaga dan berteriak...namun suara teriakanmya
tersumbat oleh bibir tebal Ucok yang menciumi bibirnya dengan bernafsu....tubuh
istriku meronta-ronta kesana kemari dan berusaha keras untuk melepaskan diri
dari himpitan tubuh orang yang ingin memperkosanya.
"Hemmmpssss....ahhkk...mmmmhhh....leppppaskanmm
aakkuu....hemmmpsss..haaaa...ppmmmhhh....lepaskan....mas Adhmmmppphh..tolong
akku....hmpss...toloong...hmpsss" terdengar teriakan Dhini...ia masih
berusaha keras untuk melepaskan diri dari si Ucok. Ucok tertawa
terkeheh...dengan menggeliat seperti itu otomatis payudaranya yang kenyal
menggeser lengan si Ucok. Ucok memyadari hal itu, iya menyeringai dan sangat
menikmati gerakan-gerakan Dhini dan lalu menindih dan bibirnya kembali mencium
bibir Dhini...kali ini agak lama sehingga membuat Dhini kesulitan untuk
bernafas.....lalu terdengar seperti suara seruputan...
"srelllpphh...sruppphhhh....".ternyata
ketika ia mencium bibir Dhini dengan bernafsu ia juga menyedot dan menelam air
liur istriku. Dengan rakus Ucok menjilat bibirnya menuntaskan sisa2 air liur
dimulutnya. Kemudian terdengar pekik tangis Dhini ketika tangan Ucok menarik
tali Lingerienya lalu mengulum payudaranya yang indah itu dengan ganas. Dhini terpekik
kesakitan ketika Ucok menggigiti puting payudaranya yang berwarna merah
kecoklatan itu dan lagi-lagi dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan
dirinya,.... tiba-tiba terdengar umpatan si Ucok ketika Dhini berhasil
menggigit jarinya....
"'Waduh.....duh
duh....jariku....wah wah....waah...aku suka beetulll sama betina yang galak
seperti ini......he he he...di ranjang pasti ganass....he he...semakin geram
aku sama kau Butet....hu hu.....hu...nantilah kau pasti akan menjerit
kenikmatan kalau merasakan rudalku ini....he he" kata Ucok sambil
menjilati jarinya yang berdarah kerena digigit Dhini tadi.
"
Tolooooooonggg...kalian ssssiappaaa...ngggh....hksss...jangan ganggu
ssayaaa....sssayaaa mohonnn pak...ssaya takut....pergi kaliaaaan
toloooong....pergiii....pergiiiikalian..hnngghhh" jerit Dhini....tubuhnya
terguncang-guncang menahan tangis, rasa takut dan malu yang menderanya...si
Ucok melepaskannya lalu membiarkan Dhini beringsut menuju sudut kasur. Mereka
bertiga tertawa sambil menjilat bibir. Betapa terlihat sangat kontrasnya ketika
tubuh Dhini yang putih dan mulus dikerumuni oleh tubuh2 kasar supir2 truk
tersebut...
Tiba-tiba
Herman berada dibelakang Dhini lalu meringkusnya dari belakang...penisnya yang
sudah menegang itu menekan pinggul Dhini yang empuk, Dhini menjerit ketakutan,
air matanya mengalir deras ...rambutnya tergerai indah menutupi pundak dan
dadanya sehingga menambah kecantikan dirinya. Tangannya berusaha menghalangi
buah dadanya yang tergencet lengan Herman...Herman lalu memaksa tubuh sintal Dhini
sehingga tubuh mereka berdua dalam posisi duduk di ranjang..lalu mencium leher
dan telinga Dhini dengan nafsu sedang Ucok dengan beringas membuka Lingerie
Dhini sehingga kini payudaranya terbuka sempurna. Dengan beringas Ucok menciumi
payudara Dhini....bibirnya bergantian menciumi puting dan tangannya
meremas-remas dengan keras.
Dhini
bergidik dan menggelinjang...kakinya menyepak-nyepak kesegala arah...tangisnya
dan teriakannya kembali terdengar ketika Ucok berusaha melepaskan celana dalam
yang dipakainya. Dhini berusaha sekuat tenaga untuk menahannya, tapi apa daya
kerena kedua lengannya terkunci dari belakang. Aku duduk dan berdiam diri tak
jauh dari ranjang..dan aku sungguh menikmati adegan itu, kadang tiba iba
ku...tetapi lagi--lagi dikalahkan oleh sensasi gila yang menyelimuti diriku.
Sensasi gila itu membuat penisku menegang dengan kencang..dan perlahan
kuelus....ahhhhhh...gilaaaaa.... Sekarang celana dalam Dhini terlepas sudah...
lalu si Ucok mengarahkan bibirnya ke vagina Dhini, jemari tangannya mencoba
untuk membuka bibir Vagina istriku yang masih rapat. Lalu dengan penuh nafsu
dia menjilat liang vagina Dhini dan menyedot-nyedotnya. Lidahnya menyapu
clitoris istriku dan menggigitinya seakan hendak menginyahnya.
"Srrpphhh...ahhh....srpppphhhj....sssedappp...tempek
lonte jakarta ini memang beda sama lonte2 murah...begitu wangi dan beda
rasa.....ha ha ha " gumam Ucok. Sementara itu Si Herman seakan tidak mau
ketinggalan tangannya sibuk meremas dan memilin puting Dhini....bibirnya
menciumi bibir Dhini dengan bernafsu. Sedang si Jon hanya berdiri di bawah
ranjang...tidak bergerak dari posisinya tadi.., ia juga sangat menikmati pekerjaan
yang sedang dilakukan teman-temannya. Perlawanan yang diberikan Dhini juga
cukup sengit...jika ada kesempatan maka kukunya akan mencakar penistanya...
Setelah
puas menjilati liang kewanitaan mangsanya tiba2 Ucok menanggalkan
celananya...menyusul celana dalamnya. Penisnya yang besar dan menegang
mengangguk-angguk, terlihat guratan urat di batang kemaluannya, kepala penisnya
juga cukup besar menunjukkan keperkasaan lelaki tersebut. Dhini bergidik
melihatnya, sungguh dia sangat ketakutan jika membayangkan derita yang
diterimanya jika penis sebesar itu mengoyak-ngoyak kemaluannya. Ucok lalu
mengarahkan penisnya yang besar itu kebibir vagina Dhini.....sadar akan dirinya
akan ternoda Dhini memberontak sekuat tenaganya...
Tapi
apa daya....tengannya dikunci erat dari belakang oleh Herman....sementara itu
kepala penis Ucok sudah menyentuh bibir vagina Dhini...Ucok mendorong
pinggulnya kedepan sehingga kepala penisnya mulai perlahan masuk ke liang
Vagina istriku yang sempit. Terlihat dia berusaha keras untuk
melakukannya...berkali-kali dia mencoba tapi dia gagal untuk mencapai lebih
dalam lagi. Sementara itu Dhini memejamkan matanya....hati hancur memikirkan
kejadian yang menimpa dirinya,...ia teringat kepada suaminya....entah dimana
mas Adhi berada....apa yang terjadi jika suaminya tahu bahwa dia telah ternoda.
Mengenang hal itu Dhini kembali memberontak sekuat-kuatnya...dia berteriak dan
menangis sampai suaranya parau...
"Mpphhhhhhhh....jangan
pak....kasihani aku....hkkkkkssss...tolooongggg....
Ucok
membasahi penisnya yang besar dengan air liurnya...mungkin dengan begitu proses
penetrasi bisa lebih mudah.
"Phuihh...phuihhh....ha
ha ha...kubasahi kau rudalku....biar tak susah masuknya....sempit kalilah
tempek perempuan cantik ini....ha ha...naaah ...kita cobak lagi yaaa...he
he..."ujarnya sambil mengocok-ngocok penisnya sehingga bertambah menegang
kembali. Dia kembali mengarahkan penisnya ke bibir vagina istriku, kemudian
menggoyang pinggulnya..setelah kepala penisnya masuk sedikit dan merasakan posisi
yang pas....dia lalu menghentakan pinggulnya sekeras-kerasnya...
"akkkkhhhhhsss.....hkssss....akkkssss.....hkssss...hnggggg.....ngggg...."
Dhini terpekik ketika dirasakannya sesuatu yang dingin dan besar memasuki liang
kemaluannya....vaginanya yang tidak siap menerima penis yang begitu besar
terasa seperti terkoyak-koyak seperti hatinya. Hentakan demi hentakan yabg
dilakukan oleh Ucok terasa sangat menyiksanya....mulut mungilnya terbuka dan
matanya memejam, menahan rasa sakit yang teramat sangat.
"He
he he.....sedappp...akhh..akhhh akhhhh....kuhabisi kau
cantik....akhhh..akhhh...hhhh..." desahan si Ucok menahan nikmat yg
dirasakannya.Sedikit demi sedikit penis tersebut memasuki vaginanya semakin
dalam, dan semakin licin....Ucok semakin liar memompa tubuh Dhini yang sekarang
tidak lagi dipegangi oleh Herman. Payudaranya yang indah terguncang-guncang
mengikuti alunan gerakan yang dilakukan si Ucok. Sesekali Ucok meremas dan
melahap payudara itu...Sesekali ia juga menghentikan gerakannya...mungkin untuk
mengulur-ulur waktu supaya tidak segera ejakulasi. Aku merasakan sensasi yang
teramat sangat....betapa sangat kunikmati siksaan yang didera istriku ini.
Herman
juga sangat menikmati adegan perkosaan yang dilakukan oleh kawannya...kadang
dia bergumam tidak jelas...dia juga terlihat sudah tidak sabar lagi ... walau
tadi sudah sempat mencium dan meremas payudara Dhini...dia juga ingin merasakan
bagaimana nikmatnya jika ia dapat segera menyetubuhi perempuan secantik Dhini
yang belum pernah dibayangkannya itu. Dalam fikiran mereka...Dhini adalah
pelacur kelas atas yang tidak mungkin lagi mereka rasakan....kapan
lagi....mereka tidak tahu bahwa Dhini adalah wanita baik-baik yang baru aku
nikahi secara sakral 5 bulan lalu.
Si
Karim terlihat bingung...dia berdiri didepan kap mobil, mungkin dia kaget
bercapur girang ketika aku tinggalkan dia berdua dengan istriku yang masih
pulas. Tapi perlahan dia menuju ke tempat Dhini yang agak terlentang karena
posisi bangku mobil yang ku rebahkan tadi, sesekali matanya menatap kearah aku
pergi tadi. Sejenak dia ragu, mungkin memikirkan akibat yang ia terima apabila
ketahuan olehku sehingga berakibat fatal..di pengadilan, penjara dll. Dia
kemudian menatap wajah Dhini yang cantik, wajahnya mendekat dan tidak
tanggung-tanggung lalu ia mecium bibir Dhini cukup lama, agaknya lidahnya
memasuki bibir istriku, terdengar bunyi cipakan yang menunjukkan bernafsunya
dia. Penisku menegang melihat kejadian itu, belum pernah aku melihat istiku
yang cantik di ciumin orang lain sampai sedemikian rupa. Mulut si Karim secara
kasar melumat payudara istriku yang memang sudah terbuka, sedangkan tangannya
meremas-remas payudara Dhini, menjilati putingnya dan kemudian kembali mencium
bibir istiku dengan bernafsu. Tidak lama dia lalu membuka celana yang dipakai
Dhini dan melorotkannya kebawah, sekarang tinggal celana dalam Dhini dan lalu
dia lucuti juga. Ada perasaan aneh yang kurasakan, desiran rasa cemburu,
khawatir dan nafsu bercambur menjadi satu dan menimbulkan sensasi yang luar
biasa. Si Karim kelihatan sudah tidak tahan lagi agaknya, karena dia tau
waktunya tidak banyak, dia lalu menanggalkan celananya lalu meludahi ujung
penisnya yang sudah menegang. Kemudian dengan tergesa-gesa dia menancapkan
penisnya ke vagina istriku, beberapa kali dia gagal, tapi pada sodokan yang ke
empat terlihat tubuhnya tertahan dan perlahan-lahan genjotanya mulai teratur
pertanda sudah terjadi fenetrasi. Tubuh istriku terhentak-hentak karena
genjotannya itu, payudaranya yang dibanggakannya bergoyang-goyang seiring
dengan hentakan yang dilakukan Karim dan beberapa saat kemudian tiba-tiba
gerakan Karim semakin kencang dan diakhiri dengan hentakan kuat dan teriakan
tertahan dan gumaman darinya..
"
Aduh,,,sedap niann tempik kau deek...susu mengkal ...abiss ku
remass.......adduh keluar akuuu.....sedappp...adduhh
hkhkhkkkkkkksss.....".
Sejenak
Karim terkulai diatas tubuh istriku...tiba-tiba dia seperti tersadar...lalu
buru-buru merapikan pakaian Dhini dan mengambil tisu dan membersihkan vagina
istriku dari spermanya yang terpancut tadi. Ujung jarinya mengorek-ngorek
kedalam liang kemaluan istriku, dan cukup banyak lendir sperma yang
dikeluarkan. Setelah cukup bersih dipakaikannya celana lalu ditatapnya kembali
wajah Dhini lalu kembali dia ciumi sambil meremas payudara istriku, sementara
itu Dhini masih saja tertidur lelap...agaknya obat tidur yang ku minumkan tadi
terlalu banyak...
Demikianlah
Artikel Nikmatilah Istriku Yang Cantik dan Lugu Ini
Terimakasih sudah membaca kisah Nikmatilah
Istriku Yang Cantik dan Lugu Ini dan nantikan
update cerita sex lebih menarik selanjutnya. Semoga artikel ini bisa
menghibur.
Cerita Sex Kota, Film Semi, Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Seks Dewasa Indonesia, Kumpulan Cerita Mesum Sedarah, Cerita Seks Perumahan, Kumpulan Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Dewasa Melayu, Kumpulan Cerita Panas Dewasa, Cerita Dewasa Terbaru, Koleksi Cerita Panas, Cerita Birahi Sedarah, Cerita Dewasa Panas, Cerita Hot Dewasa, Cerpen Dewasa Panas, Cerita Panas Dewasa Malaysia, Cerita Dewasa Bergambar, Cerita Dewasa Sedarah Terbaru, Film Semi Korea, Cerita Birahi Pembantu, Kisah Ngentot Sama Pembantu, Cerita Seks Bergambar, Cerita Ngentot Bergambar, Cerita Dewasa Terbaru 2020, Cerita Dewasa Pembantu Muda, Kumpulan Cerita Seks Dewasa, Kumpulan Cerita Seks Terbaru, Rumah Seks Indonesia, Cerita Dewasa 18, Film Semi Jepang, Cerita Dewasa Sedarah Dengan Mama, Cerita Sex Kota, Kumpulan Cerita Seks Bergambar, Cerita Selingkuh Ngentot, Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru 2020, Cerita Sek Melayu Terkini, Cerita Lucah Melayu Terkini, Film Semi Barat, Koleksi Cerita Lucah Cikgu, Koleksi Cerita Seks Melayu, Koleksi Cerita Lucah Bahasa Melayu, Cerita Seks Cikgu Melayu, Cerita Dewasa Sek Ngentot Memek, Cerita Sex Kota, Film Dewasa, Cerita Seks Abg, Cerita Seks Indonesia Terbaru, Kumpulan Cerita Seks Abg, Cerita Sex Bergambar Indonesia, Cerita Hot Janda Muda, Cerita Sex Dewasa Bergambar, Kumpulan Cerita Dewasa Bergambar, Kumpulan Cerita Dewasa, Cerita Sex Terbaru 2020, Kisah Seks Cerita Dewasa, Kumpulan Cerita Sedarah, Cerita Seks 2020, Gambar Sex Terbaru 2020, Cerita Dewasa Melayu Terbaru, Cerita Selingkuh Terbaru, Rumah Seks Indonesia Setengah Baya, Kumpulan Cerita Seks, Kumpulan Cerita Pembantu, Cerita Sex Cewek Abg, Cerita Sex Terkini, Rumah Seks Indonesia 2010, Cerita Ngentot Terbaru, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Seks Sedarah Terbaru
Comments
Post a Comment